Pages

Rabu, 18 November 2015

Tugas Softskill pertemuan ke-2 (Pengantar Lingkungan)

BAB I Pendahuluan

I.I              LATAR BELAKANG
      Perkembangan penduduk merupakan faktor paling berpengaruh pada kemajuan suatu bangsa. Pertambahan penduduk, kualitas pendidikan, tingkat kesehatan adalah aspek yang dinilai dari perkembangan penduduk suatu bangsa.
      Ilmu Teknologi tidak bisa dilepaskan dari perkembangan suatu bansa. Ilmu teknologi dan ilmu lingkungan sudah menjadi hal yang sangat pesat berkembang dalam membangun Negara pada zaman era globalisasi ini. Sehingga perlu adanya sikap untuk melaraskan antara perkembangan penduduk dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan lingkungan. Agar eksploitasi besar-besaran akibat penggunaan tekonologi yang canggih tidak merusak ekosistem alam yang telah terawat dan terjaga kelestariaannya.
      Maka diperlukan pembahasan mengenai perkembangan penduduk berupa ilmu teknologi dan ilmu pengetahuan, karena itu pada makalah ini kami mengambil tema perkembangan penduduk, ilmu teknologi dan ilmu lingkungan.

I.II             Rumusan Masalah
a)      Apa landasan perkembangan Penduduk di Indonesia?
b)      Bagaimana Penjelasan maksud dan segala aspek yang berkaitan dari perkembangan penduduk?
c)       Apa hubungan antara ilmu teknologi dengan pengetahuan lingkungan?

I.III            Tujuan
      Adapun tujuan dari makalah ini adalah agar pembaca dapat memahami mengenai pertumbuhan penduduk sehingga kita dapat mengatasi dampak baik dan buruknya dari pertumbuhan penduduk. Serta kita dapat memahami mengenai hubungan antara ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan sebagai bentuk implimentasi dari perkembangan penduduk.
      Semoga makalah ini dapat berguna bagi siapa saja yang membutuhkan materi ini. Dan dapat diperbaiki dengan lebih baik lagi sehingga ilmu yang didapati sesuai dengan ilmu yang terbaru.
















BAB II MATERI
A.     PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
Adapun perkembangan atau pertumbuhan penduduk Indonsia saat ini, Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty mengungkapkan, laju pertumbuhan penduduk Indonesia perlu ditekan hingga 1.1 persen. Pasalnya, dalam setahun pertumbuhan penduduk Indonesia setara dengan jumlah  penduduk           Singapura. "Kini mencapai 1,49% terlalu tingggi. Penduduk Indonesia akan bertambah sebanyak 4,5 juta orang. Itu sama dengan satu negara Singapura. Jadi kalau 10 tahun ya 10 negara Singapura,” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

a.       Landasan Perkembangan Penduduk Indonesia
Landasan perkembangan penduduk Indonesia dipengaruhi beberapa faktor yaitu jumlah dari 3 jenis Penduduk seperti :
1.       Penduduk Asli (Penduduk Pribumi)
2.       Penduduk Sementara (Penduduk dari suatu daerah yang berpindah tempat ke daerah lain untuk suatu keperluan yang bersifat sementara atau akan kembali ke daerah asalnya
3.       Penduduk Pendatang (Penduduk dari suatu daerah yang berpindah tempat ke daerah lain untuk suatu keperluan yang bersifat menetap)
Yang mendasari perkembangan penduduk di Indonesia adalah banyaknya masyarakat yang menikahkan anaknya yang masih muda. Dan gagalnya program keluarga berencana yang di usung oleh pemerintah untuk menekan jumlah penduduk. Karena factor – factor tersebut tidak berjalan dengan semestinya, maka penduduk Indonesia tidak terkendali dalam perkembangannya. Seharusnya dengan dua orang anak cukup, maka ini lebih dari dua orang dalam setiap suami istri. Karena perkembangan penduduk yang sangat tidak terkendali, maka banyak terjadinya kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, gelandangan, anak jalanan, dan sebagainya. Dan masalah permukiman yang tidak efisien lagi. Banyaknya rumah yang lingkungannya kumuh dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Oleh sebab itu, 50% penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan.

b.      Pertambahan Penduduk dan Lingkungan Pemukiman
Pertambahan Penduduk ini sangat berkaitan kepada Kepadatan Pemukiman, khususnya daerah Jakarta sebagai Ibu Kota Negara tentu saja merupakan peranan penting dari kegiatan Negara sebagai central Bisnis atau lainnya, inilah yang mengakibatkan pertambahan penduduk dan kepadatan pemukiman tidak merata yang mengakibatkan lingkungan pemukiman di Jakarta berbeda dengan lingkungan pemukiman di daerah lainnya.

c.       Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Pendidikan
Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia(Kemdikbud), dahulu bernama Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Depdiknas). Di Indonesia, semua penduduk wajib mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar selama sembilan tahun, enam tahun di sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah dan tiga tahun di sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah. Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan di Indonesia terbagi ke dalam tiga jalur utama, yaitu formal, nonformal, dan informal. Pendidikan juga dibagi ke dalam empat jenjang, yaitu anak usia dini, dasar, menengah, dan tinggi.
      Adapun Hubungan antara Pertumbuhan Penduduk dengan Tingkat Pendidikan yaitu semakin meningkatnya pertumbuhan Penduduk maka diperlukannya Peningkatan Pendidikan, karna antara Pertumbuhan Penduduk di Indonesia sangatlah memiliki keterkaitan dengan tingkat pendidikan yang ada di Indonesia.
      kasus putus sekolah anak – anak usia sekolah di Indonesia juga masih tinggi "Berdasarkan data Kemendikbud 2010, di Indonesia terdapat lebih dari 1,8 juta anak setiap tahun tidak dapat melanjutkan pendidikan,  Hal ini disebabkan oleh tiga faktor, yaitu faktor ekonomi; anak – anak terpaksa bekerja untuk mendukung ekonomi keluarga; dan pernikahan di usia dini,” menurut Sekretaris Direktorat Jendral Perguruan Tinggi Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M. Eng, Sc di Jakarta. Dalam laporan terbaru Program Pembangunan PBB tahun 2013, Indonesia menempati posisi 121 dari 185 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan angka 0,629. Dengan angka itu Indonesia tertinggal dari dua negara tetangga ASEAN yaitu Malaysia (peringkat 64) dan Singapura (18), sedangkan IPM di kawasan Asia Pasifik adalah 0,683.
      Kasus putus sekolah ini lah dampak dari pertumbuhan penduduk. Akibat pertumbuhan penduduk yang tidah terkontrol akhirnya memberikan dampak kepada besarnya tuntutan dari segi ekonomi yang mengakibatkan orang tua tidak mampu menyekolahkan anaknya hingga akhirnya banyak diantara generasi penerus bangsa tidak dapat meneruskan sekolahnya dan membantu orangtuanya bekerja.

d.      Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit yang berkaitan dengan Lingkungan HIdup
Terdapat banyak penyakit yang disebabkan dari pertumbuhan penduduk yang tidak teratur di Indonesia karena lingkungan yang tidak sehat dan kumuh. Adapun penyakit itu adalah :
1.       Diare
Diare adalah suatu penyakit yang biasanya ditandai dengan perut mulas, meningkatnya frekuensi buang air besar, dan konsentrasi tinja yang encer. Tanda-tanda Diare dapat bervariasi sesuai tingkat keparahannya serta tergantung pada jenis penyebab diare
Penularannya bisa dengan jalan tinja mengontaminasi makanan secara langsung ataupun tidak langsung (lewat lalat). Untuk beberapa jenis bakteri, utamanya EHEC (Enterohaemorragic E. coli), ternak merupakan reservoir terpenting. Akan tetapi, secara umum manusia dapat juga menjadi sumber penularan dari orang ke orang. Selain itu, makanan juga dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen akibat lingkungan yang tidak sehat, di mana-mana ada mikroorganisme patogen, sehingga menjaga makanan kita tetap bersih harus diutamakan.
2.       ISPA (Infeksi Saluran Akut
Infeksi Saluran Pernapasan Akut/ISPA dapat meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah, merupakan infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru .  
3.       Tubercolosis   (TBC)
Tuberculosis (TBC) adalah batuk berdahak lebih dari 3 minggu, dengan penyebab penyakit adalah kuman / bakteri mikrobakterium tuberkulosis. Tempat berkembang biak penyakit adalah di paru-paru. 
Cara penularan penyakit melalui udara
4.       Demam Berdarah Dengue
Penyebab Demam Berdarah Dengue adalah virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti. Sedangkan tempat berkembang biak dapat didalam maupun diluar rumah, terutama pada tempat-tempat yang dapat menampung air bersih.

Dan masih banyak lainnya penyakit-penyakit yang berada di lingkungan yang tidak sehat akibat pertumbuhan penduduk yang tidak merata dan tidak terkontrol

e.      Kemiskinan dan keterbelakangan
Salah satu karakteristik kemiskinan di Indonesia adalah perbedaan yang begitu besar antara nilai kemiskinan relatif dan nilai kemiskinan absolut dalam hubungan dengan lokasi geografis. Jika dalam pengertian absolut lebih dari setengah jumlah total penduduk Indonesia yang hidup miskin berada di pulau Jawa (yang berlokasi di bagian barat Indonesia dengan populasi padat), dalam pengertian relatif propinsi-propinsi di Indonesia Timur menunjukkan nilai kemiskinan yang lebih tinggi. Tabel di bawah ini menunjukkan lima propinsi di Indonesia dengan angka kemiskinan relatif yang paling tinggi. Semua propinsi ini berlokasi di luar wilayah Indonesia Barat seperti Jawa, Sumatra dan Bali, yang adalah wilayah-wilayah yang lebih berkembang.



PROVINSI DENGAN ANGKA KEMISKINAN RELATIF TINGGI
Papua
          27.8%
Papua Barat
          26.3%
Nusa Tenggara Timur
          19.6%
Maluku
          18.4%
Gorontalo
          17.4%
persentase berdasarkan total penduduk per propinsi bulan September 2014
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
Tingkat kemiskinan di propinsi-propinsi di Indonesia Timur ini, di mana sebagian besar penduduknya adalah petani, kebanyakan ditemukan di wilayah pedesaan. Di daerah tersebut masyarakat adat sudah lama hidup di pinggir proses dan program pembangunan. Migrasi ke daerah perkotaan adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan pekerjaan dan - dengan demikian - menghindari kemiskinan.

B.      ILMU TEKNOLOGI DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan, dan kenyamanan hidupmanusia.
Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarahtentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam beperjalanan, dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjatapenghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir.
Teknologi telah memengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak cara. Di banyak kelompok masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan telah memungkinkan bertambahnya kaum senggang. Banyak proses teknologi menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki, yang disebut pencemar, dan menguras sumber daya alam, merugikan, dan merusak Bumi dan lingkungannya. Berbagai macam penerapan teknologi telah memengaruhi nilai suatu masyarakat, dan teknologi baru seringkali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan etika baru. Sebagai contoh, meluasnya gagasan tentang efisiensi dalam konteks produktivitas manusia, suatu istilah yang pada awalnynya hanya menyangku permesinan, contoh lainnya adalah tantangan norma-norma tradisional.
Teknologi ini juga termasuk Penggunaan untuk mengatasi Lingkungan dari hasil penelitian Lingkungan yang ada di Indonesia.

a.       Keberlanjutan Pembangunan
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987). Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan:pembangunan ekonomipembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Dokumen-dokumen PBB, terutama dokumen hasil World Summit 2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan.
Skema pembangunan berkelanjutan:pada titik temu tiga pilar tersebut, Deklarasi Universal Keberagaman Budaya (UNESCO2001) lebih jauh menggali konsep pembangunan berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa "...keragaman budaya penting bagi manusia sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi alam". Dengan demikian "pembangunan tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual". dalam pandangan ini, keragaman budaya merupakan kebijakan keempat dari lingkup kebijakan pembangunan berkelanjutan.

b.      Mutu Lingkungan HIdup dengan Resiko
Adanya berbagai perubahan kondisi dan kualitas lingkungan tentunya akan bisa berpengaruh buruk terhadap manusia. Beragam bentuk kerusakan lingkungan, seperti pencemaran udara, pencemaran air, dan menurunnya kualitas lingkungan akibat bencana alam, banjir, longsor, kebakaran hutan, krisis air bersih. Hal ini lama kelamaan akan dapat berdampak global pada lingkungan, khususnya bagi kesehatan masyarakat sendiri.
Manusia memang terkadang tenggelam dalam rangkaian kegiatan yang terlalu berlebihan dan tidak memperhatikan kepentingan lainnya. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menata dan memelihara kelestarian lingkungan,telah mengakibatkan kemerosotan kualitas lingkungan yang begitu parah. Hal ini hendaklah menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dalam menata kembali wilayah Indonesia dari segala bentuk berbagai kerusakan lingkungan, disamping menciptakan dan membangun budaya masyarakat dalam berwawasan lingkungan.

c.       Kesadaran Lingkungan
Kesadaran Lingkungan adalah solusi paling tepat akan tetapi paling sulit dilaksanakan, seperti realitanya di Jakarta dan beberapa daerah lainnya. Kita dapat lihat bagaimana kondisi lingkungannya yang aliran sungai terdapat banyak sampah yang menggenang dan mengakibatkan banjir yang parah akan tetapi tetap saja banyak manusia yang tidak menyadari dan berusaha untuk menjaga lingkungannya atas dasar kesadaran lingkungan. Hingga akhirnya mereka tetap merasakan dampak buruk dari perbuatan yang mereka lakukan sendiri.
Inilah potret keprihatinan dan tingkat kesadaran lingkungan yang ada di setiap warga Indonesia yang sangat minim atas kesadarannya untuk menjaga lingkungan akibat tidak ditanamkan budi pekerti luhur oleh orangtuanya.
Ini adalah persoalan bersama yang juga akan berdampak bersama jika terus didiamkan tanpa adanya usaha yang maksimal dari seluruh aspek yang bertanggungjawab langsung terhadap lingkungan yang ada di Indonesia.

d.      Hubungan Lingkungan dengan Pembangunan
Lingkungan adalah faktor penting dari kualitasnya manusia, sebagai contoh apabila seorang pelajar sedang melakukan proses belajar mengajar di lingkungan yang bersih, nyaman maka akan meningkatkan  kualitas dari generasi penerus bangsa tersebut. Dan sebaliknya jika mereka belajar di kawasan yang kumuh, bau, dan kotor pastilah daya kosentrasi mereka akan menurun yang mengakibatkan terhambatnya kualitas seorang pelajar sebagai generasi penerus bangsa.
Itu adalah faktor terkecil dari hubungan antara lingkungan dengan pembangunan. Semoga baik pemerintah dan rakyat dapat menemukan solusi yang tepat dan efektif untuk mengatasi masalah-masalah lingkungan yang ada di Indonesia

e.      Pencemaran dan Perusakan Lingkungan HIdup Oleh Proses Pembangunan.
Pencemaran Lingkungan adalah Perubahan yang terjadi pada lingkungan kita bisa diakibatkan oleh faktor alami dan faktor manusia. 
Seperti yang kita ketahui bahwa Pencemaran dan perusakan lingkungan ini terdapat bermacam-macam bentuk dan akibatnya. Adapun dampak proses pembangunan yang mengakibatkan perusakan lingkungan ini banyak terdapat pada limbah pabrik yang tidak dikelola dengan baik oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga terjadilah kerusakan lingkungan pada unsur-unsur ekosistem lingkungan seperti sungai, tanah, dan lainnnya.
Perlu adanya penindakan secara tegas oleh pemerintah dan juga lainnya yang memiliki tanggungjawab atas pencemaran tersebut.





DAFTAR PUSTAKA




Sabtu, 17 Oktober 2015

Tugas Softskill (lanjutan)


BAB 2
Sumber Daya Alam
a.       Pengertian Sumber Daya Alam
Sumber Daya Alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber Daya Alam dibagi menjadi 2 golongan yaitu Sumber Daya Alam Biotik dan Sumber Daya Alam Abiotik, SDA Biotik seperti hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Sedangkan SDA Abiotik seperti minyak bumi, gas alam, air, tanah dan lainnya. Sumber Daya Alam memiliki keterbatasan dan bersifat sementara apabila tidak ada tindak pemeliharaan dan penjagaan sumber daya alam. Pada zaman modern kini yang telah mengalami perubahan inovasi tekonologi yang sangat cepat dan canggih, maka SDA mengalami perubahan fase dan keadaan akibat dari eksploitase SDA yang berlebihan dan tanpa ada tindak pelestarian dan pemeliharaan.
       Pada Umumnya SDA dapat dipisahkan menjadi 2 yaitu SDA yang dapat diperbaharui dan SDA yang tidak dapat di perbaharui, SDA yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan. Tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan air adalah beberapa contoh SDA terbaharukan. Walaupun jumlahnya sangat berlimpah di alam, penggunannya harus tetap dibatasi dan dijaga untuk dapat terus berkelanjutan. SDA tak dapat diperbaharui adalah SDA yang jumlahnya terbatas karena penggunaanya lebih cepat daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Minyak bumi, emas, besi, dan berbagai bahan tambang lainnya pada umumnya memerlukan waktu dan proses yang sangat panjang untuk kembali terbentuk sehingga jumlahnya sangat terbatas., minyak bumi dan gas alam pada umumnya berasal dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang hidup jutaan tahun lalu, terutama dibentuk dan berasal dari lingkungan perairan.Perubahan tekanan dan suhu panas selama jutaaan tahun ini kemudian mengubah materi dansenyawa organik tersebut menjadi berbagai jenis bahan tambang tersebut.

b.      Sumber Daya alam di Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah Brazil. Fakta tersebut menunjukkan tingginya keanekaragaman sumber daya alam hayati yang dimiliki Indonesia dan hal ini, berdasarkan Protokol Nagoya, akan menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan (green economy). Protokol Nagoya sendiri merumuskan tentang pemberian akses dan pembagian keuntungan secara adil dan merata antara pihak pengelola dengan negara pemilik sumber daya alam hayati, serta memuat penjelasan mengenai mekanisme pemanfaatan kekayaan sumber daya alam tersebut.[9][10]Kekayaan alam di Indonesia yang melimpah terbentuk oleh beberapa faktor, antara lain:
Dilihat dari sisi astronomi, Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat hidup dan tumbuh dengan cepat.
Dilihat dari sisi geologi, Indonesia terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kaya akan mineral.
Daerah perairan di Indonesia kaya sumber makanan bagi berbagai jenis tanaman dan hewan laut, serta mengandung juga berbagai jenis sumber mineral.
Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan adanya 10% dari tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12% darimamalia, 16% dari hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari hewan laut. Di bidang agrikultur, Indonesia juga terkenal atas kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji coklatkaretkelapa sawitcengkeh, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati urutan atas dari segi produksinya di dunia.
Sumber daya alam di Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya saja. Berbagai daerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan tambang, seperti petroleumtimahgas alamnikeltembagabauksittimahbatu baraemas, dan perak. Di samping itu, Indonesia juga memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang sangat besar.
Berikut adalah gambar-gambar kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia         
c.       Sumber Daya Alam dan Pertumbuhan Ekonomi
Pada Umumnya Sumber Daya Alam berpahamkan sebagai faktor penunjang dalam pertumbuhan ekonomi bagi Negara yang memiliki kekayaan alam dalam negaranya, akan tetapi pada realitanya keadaan ini malah terbalik. Negara yang memiliki kekayaan alam yang lebih malah menjadi Negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang rendah di banding Negara yang memiliki sedikit kekayaan alam yang bergerak pada industri dan jasa. Keadaan ini dapat terjadi dikarenakan oleh 2 faktor yaitu pertama faktor intern pada Negara yang memiliki kekayaan alam itu sendiri, kedua faktor ektern dari Negara luar yang mengambil alih sumber daya alam Negara lainnya. Faktor intern berupa korupsi, demokrasi, kelemahan teknologi, lemahnya sistem pemerintah menjadi faktor penyebab dari intern Negara itu sendiri. Sedangkan faktor ekstern adalah sifat menjajah dari Negara yang bergerak pada industry dan jasa, dan juga perkembangan dari segi teknologi yang sangat cepat dan lebih canggih yang membuat Negara yang memiliki sedikit SDA yang mengambil alih kekayaan alam di Negara yang memiliki kekayaan Negara. Maka perlu diadakannya perubahan sistem pemerintahan dan pola pikir dari setiap sumber Daya manusianya.

d.      Pemanfaatan Sumber Daya Alam Hayati dan Non Hayati
Ø  SDA Hayati
adalah Sumber Daya Alam yang berasal dari makhluk hidup SDA hayati berupa Tumbuhan, Hewan
Pada Tumbuhan dapat di manfaatkan sebagai sarana untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan sebagai sumber mata pencaharian berupa di bentuknya perkebunan dan pertaniaan yang hasilnya dapat diolah menjadi bahan atau barang lainnya atau dapat di ekspor  ke Negara lain.Sedangkan hewan dapat dimanfaatkan berupa peternakan dan penjualan hasil daging ternak yang di budidayakan, sehingga menjadi devisa pendapatan Negara dan sumber pencahariaan bagi warga Negara.
Ø  SDA non Hayati
Adalah Sumber Daya Alam yang berasal dari abiotik seperti tanah, minyak bumi, gas alam dan lainnya.
Pertambangan merupakan salah satu upaya pemfaatan sumber daya alam di Indonesia. Minyak bumi, gas alam dan kekayaan alam lainnya dari dalam bumi dapat di manfaat kan guna menjadi upaya dalam pemanfaatan sumber daya alam. Pemanfaatan sumber daya alam juga menjadi faktor yang dapat sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi dikarenakan minyak bumi dan gas alam adalah sumber daya alam yang memiliki nilai yang tinggi sehingga hasilnya menjadi fator yang sangat berpengaruh guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Setelah pertambangan, upaya lainnya adalah sumber pembangkit tenaga listrik. Pemanfaatan ini adalah pemanfaatan yang menjadi pondasi dalam pemanfaatan lainnya dikarenakan dari cahaya matahari, angina, air dan lainnnya dapat di gunakan menjadi sumber pembangkit yang menghasilkan tenaga listrik yang dapat di gunakan kepada bidang industry dan kebutuhan lainnya.
Pemanfaatan ini juga perlu diperhatikan pada pemeliharaan dan pelestarian kembali guna meningkatkan umur dari sumber daya alam itu sendiri. Eksploitasi besar-besaran tanpa adanya tindakan pembaharuan akan mengikabatkan terganggunya ekosistem. Fatalnya adalah musnahnya kehidupan.

e.      Landasan Kebijaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Alam
Untuk landasan kebijakan pengelolaan sumber daya alam ini adalah terletak pada  Gagasan dan prinsip-prinsip hukum pengelolaan sumberdaya alam yang terbentuk dalam keputusan Majelis yang  merupakan salah satu bentuk refleksi tuntutan baru sistem hukum sumberdaya alam Indonesia di bawah konsep pembangunan berkelanjutan.
Arah kebijakan pengelolaan sumberdaya alam dalam TAP MPR No. IX/2001 ini dinyatakan sebagai berikut:
a.       Melakukan pengkajian ulang terhadap berbagai peraturan perundang­undangan yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya alam dalam rangka sinkronisasi kebijakan antar sektor.
b.      Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan berbagai sumberdaya alam melalui identifikasi dan inventarisasi kualitas dan kuantitas sumber daya alam sebagai potensi pembangunan nasional.
c.       Memperluas pemberian akses informasi kepada masyarakat mengenai potensi sumber daya alam di daerahnya dan mendorong terwujudnya tanggung jawab sosial untuk menggunakan teknologi ramah lingkungan termasuk teknologi tradisional.
d.      Memperhatikan sifat dan karakteristik dari berbagai jenis sumberdaya alam dan melakukan upaya-upaya meningkatkan nilai tambah dari produk sumberdaya alam tersebut.
e.       Menyelesaikan konflik-konflik pemanfaatan sumberdaya alam yang timbul selama ini sekaligus dapat mengantisipasi potensi konflik di masa mendatang guna menjamin terlaksananya penegakan hukum.
f.       Mengupayakan pemulihan ekosistem yang telah rusak akibat eksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan.
g.      Menyusun strategi pemanfaatan sumberdaya alam yang didasarkan pada optimalisasi manfaat dengan memperhatikan potensi, kontribusi, kepentingan masyarakat dan kondisi daerah maupun nasional.
TAP MPR NO. IX/MPR/2001 secara khusus memberikan mandat kepada DPR bersama Presiden untuk mengatur lebih lanjut pelaksanaan pembaruan pengelolaan sumberdaya alam serta mencabut, mengubah dan/atau mengganti semua peraturan yang ada di bawahnya.
Berikut ini adalah peraturan perundang­undangan pengelolaan sumberdaya alam di bidang konservasi dalam konteks otonomi daerah.
1.        Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
2.        Undang-undang No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan
3.        Undang-undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.
4.        Undang-undang No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan.
5.        Undang-undang No. 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Convention on Biological Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa Mengenai Keaneka-ragaman Hayati).
6.        Undang-undang No. 6 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Perubahan Iklim).
7.        Undang-undang No. 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian.
8.        Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
9.        UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
10.    Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1963 tentang Penyerahan Pengusahaan Hutan-hutan tertentu kepada Perusahaan Negara
11.    Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 1973 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi.
12.    Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan.
13.    Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1994 tentang Perburuan Satwa Buru. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.
14.    Peraturan Pemerintah No. 67 Tahun 1996 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan.
15.    Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.

f.        Karakteristik Ekologi Sumber Daya Alam
ASPEK FISIK
Wilayah Propinsi DIY. di bagian utara terdapat Gunungapi Merapi (± 2968 m) merupakan salah satu gunungapi teraktif di dunia. Kondisi ekosistem Merapi sangat unik letusannya mempunyai kekhasan dengan intensitas dan dampak yang bervariasi. Secara umum karakteristik letusan gunungapi berbeda antara satu dengan lainnya. Setiap letusan mengeluarkan bahan vulkanik yang dapat berupa benda cair, padat dan gas. Benda cair terdiri atas:
a. Lava, magma yang meleleh di permukaan bumi.
b. Lahar panas dan dingin.
Benda padat atau piroklastika (ukuran bom, lapili, kerikil, pasir dan abu vulkanik), sedang yang berbentuk gas diantaranya adalah gas CO2, H2S, N2 dan H2O.
Pada lereng Gunung Merapi terdapat Sungai Krasak, Sungai Boyong, Sungai Kuning dan Sungai Gendol, pada hulu di bagian dasar sungai tersebut terlihat struktur berlapis dari endapan lahar Merapi dengan membentuk lembah berbentuk U. Hal ini menunjukkan bahwa endapan lahar tersebut secara dinamis terjadi proses pengendapan dan erosi secara bergantian. Di bagian bawah terdapat dari gardu pandang terdapat dam penampung lahar (Sabo) dengan maksud salah satunya adalah untuk mengendalikan laju aliran lahar.
Dari gardu pandang terlihat permukaan Gunung Merapi yang gundul dan kering akibat hembusan awan panas dan guguran lava. Dari hasil transportasi material gunung api maupun endapan dari debu akan menghasilkan tanah yang subur, karena hasil erupsi Gunung Merapi kaya akan kandungan unsur Hara. Jenis dan ukuran material lahar bervariasi dari pasir sampai bongkah. Pola aliran lahar dingin adalah mengalir tertranspor melalui sungai oleh air hujan. Pola aliran awan panas adalah khas menggulung-gulung di angkasa.
Potensi sumberdaya air yang cukup besar terletak di zone tengah baik berupa air tanah maupun air permukaan. Besarnya potensi air permukaan diakibatkan keberadaan tiga sungai besar yang mengalir wilayah DIY yaitu Sungai Progo, Opak, Oyo, selain hal tersebut adanya sumber-sumber mata air yang berada di lereng Gunung Merapi yang sebagian besar dimanfaatkan untuk air bersih (air minum).
Sedangkan potensi sumberdaya air di zone timur berupa sungai bawah tanah yang banyak dijumpai di daerah Gunungkidul namun pemanfaatannya belum maksimal sementara dipompa ke atas untuk air minum dan irigasi. Sementara di zona barat terdapat sungai Serang dan Waduk Sermo yang telah dimanfaatkan untuk persediaan air minum dan pertanian.
Keberadaan sumberdaya air tersebut dipengaruhi oleh curah hujan tahunan yang berkisar antara 1.500 mm—2.400 mm. Dengan curah hujan bulanan terkering sebesar 23,20 mm dan terendah546 mm. Hari curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus sebanyak empat hari, sedangkan hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Februari sebanyakk 34 hari.
Dataran alluvial meliputi wilayah perkotaan Yogyakartta dan sekitarnya. Di daerah ini mempunyai kelerengan yang landai dan datar. Tanahnya merupakan hasil pelapukan batuan volkanik yang telah mengalami transportasi dan terendapkan pada Zaman Kuarter.
Daerah Perbukitan Denudasional mempunyai batuan yang cukup komplek dengan dominasi batuan yang keras, litologi yang ada diantaranya breksi batuapung yang berselingan batupasir dan batulempung tufaan. Kelerangan di daerah ini cukup terjal sehingga rawan terjadi bencana alam tanah longsor.
Di perbukitan karst merupakan fenomena alam yang khas sekali dimana kandungan batuannya dominan batugamping. Ciri-ciri daerah karst ini adalah dengan terdapatnya aliran sungai bawah tanah, dolina, uvala dan polje.
Gumuk pasir sangat khas terbentuk akibat proses angin, dengan kenampakan seperti bulan sabit sehingga dinamakan barchan sand dunes. Daerah Marine pada beberapa tempat yang berlitologi batugamping terdapat clift-clift yang cukup terjal, proses abrasi sangat kuat sehingga mampu mengikis batuan yang berada di tepi pantai.

ASPEK BIOTIK
Pada bagian utara wilayah Provinsi DIY. terdapat hutan yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air (cathment area) untuk cadangan ketersediaan air bagi masyarakat di kawasan selatan wilayah ini. Kawasan hutan yang dimaksud di atas, merupakan bagian penting dalam upaya konservasi air sebagai daerah resapan air yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberadaan air tanah khususnya untuk wilayah kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Selain itu hutan tersebut juga mampu menyerap dan menetralkan zat-zat beracun seperti karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), gas Nitrogen, debu timbal asap kendaraan bermotor dan menormalkan panas bumi. Hutan secara alami mempersembahkan zat kehidupan Oksigen (O2) dan menjaga iklim mikro serta menciptakan kenyamanan dan keseimbangan lingkungan hidup, baik manusia, satwa maupun kehidupan jasad renik lainnya. Oleh karenanya jika terjadi kerusakan hutan di suatu negara akan menjadi sorotan tajam negara lain karena dianggap sebagai biang malapetaka dunia dalam perubahan iklim, peningkatan panas bumi maupun pencemaran udara.
Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai hutan seluas + 17.000 Ha atau 5,23 % dari luas wilayahnya terhampar di empat wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Sleman, Kulonprogo, Bantul dan kabupaten Gunungkidul, dengan karakteristik masing-masing sesuai dengan tempat tumbuhnya. Hutan tersebut meliputi hutan lindung, hutan negara dan hutan rakyat, dimana masing-masing mempunyai fungsi yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Pada tahun 2002 tepatnya tanggal 16 – 21 Oktober, hutan lindung yang terletak di petak 1, 2, 3, 4 dan 5 hutan lereng Gunung Merapi mengalami kebakaran sebagai akibat musim kemarau yang panjang. Jenis kebakarannya adalah kebakaran permukaan, yang diawali dengan terbakarnya rumput dan semak kering serta sebagian pohon besar. Luas kebakaran mencapai + 300 Ha dan merupakan kawasan hutan lindung Kaliurang maupun kawasan Cagar Alam Plawangan – Turgo. Lokasi ini hampir seluruhnya merupakan bukit-bukit terjal yang dikelilingi oleh sungai-sungai kecil yang kemudian bermuara ke arah sungai Boyong. Selain itu bahwa kawasan tersebut merupakan habitan flora dan fauna yang sangat beragam, yang mendukung Taman Wisata Alam Kaliurang, serta merupakan daerah aksesbilitas sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.
Jenis tanaman hutan sebagai pendukung konservasi yang ikut terbakar adalah Soga, Bambu, Puspa, Pinus, Kaliandra, Sarangan, Kina dan Agatis. Disamping itu beragam fauna yang hidup di dalamnya juga turut terbakar dimana waktu kebakaran itu terjadi tidak sempat meninggalkan tempat. Upaya pemadaman dilakukan mulai tanggal 16 Oktober 2002 dan baru berhasil dipadamkam pada tanggal 19 Oktober, yang dilakukan secara massal.
Penurunan kuantitas flora juga terjadi di Kabupaten Gunungkidul dengan permasalahan yang berbeda, yaitu berkurangnya habitat kera ekor panjang. Dampak yang timbul dari penurunan habitat ini adalah terjadinya invasi daerah jelajah kera ekor panjang ke perkampungan penduduk untuk mencari makanan sehingga mengakibatkan kerusakan pada lahan pertanian dan gagalnya panen. Sebenarnya permasalahan ini telah menjadi issu penting sejak tahun 2001, namun belum juga ditemukan solusi yang tepat sehingga sampai tahun 2002 masalah ini masih belum teratasi. Serangan kera ekor panjang ini tepatnya terjadi di kecamatan Paliyan, Saptosari dan Kecamatan Panggang. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat antara lain adalah penjagaan secara swadaya oleh masyarakat setempat dan penanaman tanaman pakan kera.
Lain halnya dengan permasalahan di sepanjang pantai selatan DIY, perburuan penyu dan telurnya masih terus berlangsung di sebagian masyarakat setempat maupun pendatang. Nampaknya masyarakat pengambil maupun konsumen pengguna penyu dan telurnya sudah tidak mengindahkan lagi seruan-seruan ataupun ajakan untuk menjaga kelangsungan hidup jenis binatang ini. Upaya-upaya dari pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam berbentuk sosialisasi, penyuluhan, forum komunikasi maupun penjagaan di daerah pendaratan telur penyu telah dilakukan, namun demikian belum menampakkan hasil yang nyata.
Berkurangya flora di daerah resapan air maupun di daerah perkotaan sendiri rupanya mendatangkan musibah musiman terutama di musim penghujan pada daerah yang lebih rendah yaitu datangnya banjir. Permasalahan ini juga didukung oleh kondisi sungai yang tidak dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya serta saluran air hujan yang tidak baik. Terjadinya konversi lahan hutan menjadi lahan pertanian atau perumahan mengurangi daerah resapan air di hulu sehingga air begitu saja mengalir tanpa ada penahannya. Hal ini diperburuk dengan minimnya ruang terbuka hijau di daerah perkotaan dan di daerah sekitar aliran sungai, yang justru dipenuhi dengan rumah tinggal penduduk, bahkan di bantaran sungai sekalipun. Rupanya perlu dicermati kembali penataan ruang pengembangan/perluasan kota di daerah resapan air sehingga tidak akan menimbulkan musibah banjir pada musim penghujan dan sebaliknya kekeringan di musim kemarau.

ASPEK SOSIO KULTURAL
Kepadatan penduduk di sekitar Gunungapi Merapi cukup tinggi dengan letusannya yang sangat berbahaya terutama awan panas, sehingga daerah tersebut rawan bencana. Pada bulan November 1994 terjadi bencana awan panas, sehingga Pemerintah Daerah menyediakan tempat penampungan yang merupakan relokasi daerah tempat bencana sebanyak lebih kurang 60 rumah telah dibangun untuk para korban bencana alam Gunungapi Merapi tersebut. Wilayah lereng Merapi ini potensial untuk pariwisata, terutama di daerah Kaliurang. Di bagian selatan wilayah Propinsi DIY. terdapat pula Pantai Parangtritis yang memberikan PAD (pendapatan asli daerah) cukup besar di sektor pariwisata bagi Kabupaten Bantul.
Mata pencaharian penduduk di wilayah pedesaan sebagian besar adalah petani dengan pekerjaan sambilan sebagai buruh bangunan, peternak dan penambang. Di wilayah perkotaan pekerjaan masyarakat bervariasi antara sebagai PNS atau Wiraswasta. Perkembangan kota yang sangat pesat mengakibatkan perubahan fungsi lahan dari sawah pertanian menjadi permukiman dan industri. Hal ini harus segera diatasi dan memerlukan upaya konsekuensi dari Pemerintah Daerah dalam menegakkan Peraturan Daerah khususnya yang berkaitan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
Berkaitan dengan penegakan hukum dalam upaya pengelolaan lingkungan sangat diperlukan adanya partisipasi masyarakat, yang merupakan bentuk kesadaran masyarakat dalam upaya perlindungan terhadap lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan agar tetap baik. Meningkatnya aktivitas masyarakat dalam berpartisipasi, ternyata tidak banyak karena kebutuhan bukan lagi karena perintah.
Banyaknya kelompok masyarakat dalam wadah yang beragam merupakan salah satu indikator kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, baik LSM maupun forum-forum yang tidak berbadan hukum dengan ruang lingkup lokal maupun nasional. Melalui dialog masukan-masukan dari masyarakat merupakan bahan bagi penyusun kebijakan, selain itu dalam pelaksanaan Program Kali Bersih, masyarakat secara langsung terlibat terutama dalam kegiatan Gerakan Kali Bersih. Gerakan ini dimaksudkan untuk menggugah masyarakat akan arti pentingnya mengelola kali baik bagi kehidupan masyarakat tidak hanya yang berada disekitar sungai tetapi juga masyarakat luas.
Banyaknya forum yang berkembang dimasyakarat ternyata cukup membantu Pemerintah Daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup. Forum-forum tersebut sekaligus merupakan ujung tombak maupun kepanjangan tangan yang cukup efektif. Forum Peduli Lingkungan, Forum Yogyakarta Sehat, Forum Pariwisata Sehat, Forum KPSA dan lain-lain merupakan wujud partisipasi masyarakat dengan ruang gerak sesuai dengan kebutuhan masyarakat sendiri, tetapi dalam pelaksanaannya kegiatan selalu bersama-sama dengan Pemerintah Daerah.
Penyusunan Rencana Strategis Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai salah satu bentuk kerjasama bersama antara Pemerintah Daerah, Tokoh-tokoh masyarakat, perguruan tinggi dan LSM dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup di daerah mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan sesuai dengan kewenangan dan kemampuan masing-masing baik jangka waktu pendek maupun panjang.
Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan konservasi sumber daya alam merupakan kegiatan yang telah lama melibatkan masyarakat melalui kelompok – kelompok penghijauan, pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan lain-lain. Selain melaksanakan kegiatan berdasarkan peraturan-peraturan dari Pemerintah, kelompok-kelompok masyarakat tersebut juga memiliki aturan-aturan lokal yang tidak tertulis tetapi merupakan kesepakatan masyarakat setempat yang tetap diataati dan cukup efektif untuk memelihara kualitas lingkungan yang ada.

g.       Daya Dukung Lingkungan
Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Penentuan daya dukung lingkungan hidup dilakukan dengan cara mengetahui kapasitas lingkungan alam dan sumber daya untuk mendukung kegiatan manusia/penduduk yang menggunakan ruang bagi kelangsungan hidup. Besarnya kapasitas tersebut di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan dan karakteristik sumber daya yang ada di hamparan ruang yang bersangkutan. Kapasitas lingkungan hidup dan sumber daya akan menjadi faktor pembatas dalam penentuan pemanfaatan ruang yang sesuai.

Daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua) komponen, yaitu kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative capacity). Dalam pedoman ini, telaahan daya dukung lingkungan hidup terbatas pada kapasitas penyediaan sumber daya alam, terutama berkaitan dengan kemampuan lahan serta ketersediaan dan kebutuhan akan lahan dan air dalam suatu ruang/wilayah. Oleh karena kapasitas sumber daya alam tergantung pada kemampuan, ketersediaan, dan kebutuhan akan lahan dan air, penentuan daya dukung lingkungan hidup dalam pedoman ini dilakukan berdasarkan 3 (tiga) pendekatan, yaitu:
a) Kemampuan lahan untuk alokasi pemanfaatan ruang.
b) Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan lahan.
c) Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan air.

Agar pemanfaatan ruang di suatu wilayah sesuai dengan kapasitas lingkungan hidup dan sumber daya, alokasi pemanfaatan ruang harus mengindahkan kemampuan lahan. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan akan lahan dan air di suatu wilayah menentukan keadaan surplus atau defisit dari lahan dan air untuk mendukung kegiatan pemanfaatan ruang. Hasil penentuan daya dukung lingkungan hidup dijadikan acuan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah. Mengingat daya dukung lingkungan hidup tidak dapat dibatasi berdasarkan batas wilayah administratif, penerapan rencana tata ruang harus memperhatikan aspek keterkaitan ekologis, efektivitas dan efisiensi pemanfaatan ruang, serta dalam pengelolaannya memperhatikan kerja sama antar daerah.

Status daya dukung lahan diperoleh dari pembandingan antara ketersediaan lahan (SL) dan kebutuhan lahan (DL).Penentuan daya dukung lahan dilakukan dengan membandingkan ketersediaan dan kebutuhan lahan.

i. Bila SL > DL , daya dukung lahan dinyatakan surplus.
ii. Bila SL < DL, daya dukung lahan dinyatakan defisit atau terlampaui.

Di dalam Ketentuan Umum UU RI no 23 tahun 1997 Pasal 1 Ayat 6 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, disebutkan bahwa daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Konsep tentang daya dukung sebenarnya berasal dari pengelolaan hewan ternak dan satwa liar. Daya dukung itu menunjukkan kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan hewan yang dinyatakan dalam jumlah ekorpersatuan luas lahan.

h.      Keterbatasan Kemampuan Manusia
Keterbatan Kemampuan manusia dalam pengelolaan SDA adalah terletak pada beberapa hal, yaitu :
1.       Segi teknologi
Meski perkembangan teknologi kini telah berkembang pesat akan tetapi perkembangan yang terjadi di bidang teknologi ini hanya menitik beratkan pada bagaimana teknologi dapat mengeksploitasi sumber daya yang ada menjadi suatu yang lebih bernilai, tanpa disertai teknologi yang menjadi pelestarian sumber daya alam, karena apabila sumber daya alam sudah rusak maka butuh puluhan tahun bahkan ratusan tahun untuk mengembalikan fungsi sumber daya alam tersebut meskipun menggunakan teknologi yang canggih
2.       Segi kesadaran
Faktor ini adalam yang memiliki titik paling lemah daru keterbatasan kemampuan manusia. Manusia hanya berfikir bagaimana alam dapat bermanfaat kepada dirinya tanpa berfikir bagaimana manusia dapat bermanfaat pada alam.

                        Itulah beberapa keterbatan manusia dari keterbatasan-keterbatasan lainnya yang terdapat pada manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, dan apabila ada kesalahan pada makalah ini, saran dan kritikan kami terima guna meningkatkan kemampuan kami dalam mengolah data informasi agar lebih baik lagi. 
 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates