Pages

Minggu, 28 Desember 2014

CONTOH FENOMENA - FENOMENA / KONFLIK SOSIAL DI INDONESIA (SOFTSKILL)

Bismillah..
oke gan, apa kabar? semoga sehat halilintar terus setiap hari ya. 
pada kali ini ane mau share mengenai fenomena-fenomena atau konflik sosial yang biasa terjadi di Indonesia. dan pada kesempatan ini ane memilih 2 di antara ribuan pilihan yang menerut ane ini adalah hal yang mungkin cukup berat di selesaikan karna sudah mendarah daging pada setiap anak bangsa Indonesia.

1. FENOMENA MARAKNYA PEMBULLY-AN
sebelum ane menjabarkan bagaimana pendapat ane mengenai hal ini, ane mau menjelaskan dulu pengertian BULLY secara umum, 
Intimidasi (juga disebut cowing) dimaksudkan adalah perilaku "yang akan menyebabkan seseorang yang pada umumnya akan merasakan "takut cedera" atau berbahaya. Ini tidak diperlukan untuk membuktikan bahwa perilaku tersebut sehingga menimbulkan kekerasan sebagai teror atau korban yang sebenarnya takut. yang dihitung menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk mencapai tujuan politik, agama, atau ideologi melalui intimidasi, kekerasan, atau Menanamkan takut "dapat didefinisikan sebagai terorisme. [2]
Perilaku mengancam seharusnya menjadi sebuah perkembangan yang normal kompetitif maladaptive untuk mendorong dominasi umumnya terlihat pada hewan. Dalam kasus manusia, perilaku mengancam mungkin lebih terpola sepenuhnya oleh kekuatan sosial, atau mungkin lebih mercilessly plotted egotisme oleh individu. "Untuk menggunakan 'ancaman kekerasan' atau 'mengancam' atau 'dengan terganggu ' berarti untuk mengatakan atau melakukan sesuatu dalam keadaan yang sama, akan menyebabkan orang lain bisa merasakan harus takut dari keadaan berbahaya bilamana ia tidak mematuhinya.
Penindasan (bahasa InggrisBullying) adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar rasagamagenderseksualitas, atau kemampuan. Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Budaya penindasan dapat berkembang dimana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan lingkungan
Bentuk-bentuk penindasan
a.    Penindasan fisik
Tindakan penindasan dengan kontak secara fisik yang menimbulkan perasaan sakit fisik, luka, cedera, atau penderitaan fisik lainnya. Contohnya memukul, menampar, atau menendang orang lain.
b.    Penindasan psikologis
Tindakan penindasan yang menimbulkan trauma psikologis, ketakutan, depresi, kecemasan, atau stres.
Faktor penyebab Pelaku melakukan Bully
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Douglas Gentile dan Brad Bushman dalam Psychology of Popular Media Culture, disebutkan bahwa anak-anak yang terlihat baik juga memiliki risiko untuk menjadi seorang pengganggu dan memiliki beberapa perilaku yang agresif. 

Penelitian ini dilakukan dengan memantau perkembangan dari 430 anak usia 7-11 tahun di kelas 3-5 dari lima sekolah di Minnesota. Dalam studi ini, anak-anak dan guru disurvei dua kali per enam bulan. Agresifitas fisik ini diukur dengan laporan perkembangan diri, laporan teman sebaya, dan juga laporan guru tentang kekerasan yang dilakukan anak. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan beragam faktor yang bisa mengubah pribadi anak menjadi negatif .

Dalam laporan diri, anak-anak dinilai melalui tayangan televisi yang mereka sukai, video game, dan film. Penelitian dilakukan dengan seberapa sering mereka menonton dan bermain video game yang berhubungan dengan kekerasan. Mereka berpendapat bahwa televisi dan video game memegang peranan penting bagi anak untuk mem-bully teman-temannya, karena dianggap seperti permainan.

Berdasarkan penelitian ini, Gentile dan Bushman mengungkapkan, ada enam faktor yang bisa menyebabkan anak menjadi seorang pengganggu atau melakukan bullying pada temannya. "Ketika semua faktor risiko ini dialami anak, maka risiko agresi dan perilaku bullying akan tinggi. 1-2 faktor risiko bukan masalah besar bagi anak, namun tetap butuh bantuan orang tua untuk mengatasinya," ungkap Gentile. 

1. Kecenderungan permusuhan
Dalam hubungan keluarga maupun pertemanan, permusuhan seringkali tak bisa dihindari. Merasa dimusuhi akan membuat anak merasa dendam dan ingin membalasnya. 

2. Kurang perhatian
Rendahnya keterlibatan dan perhatian orang tua pada anak juga bisa menyebabkan anak suka mencari perhatian dan pujian dari orang lain. Salah satunya pujian pada kekuatan dan popularitas mereka di luar rumah.

3. Gender sebagai laki-laki

Seringkali orang menilai bahwa menjadi seorang laki-laki harus kuat dan tak kalah saat berkelahi. Hal ini secara tak langsung menjadi image kuat yan menempel pada anak laki-laki bahwa mereka harus mendapatkan pengakuan bahwa mereka lebih kuat dibanding teman laki-laki lainnya. Akhirnya perilaku ini membuat mereka lebih cenderung agresif secara fisik.

4. Riwayat korban kekerasan
Biasanya, anak yang pernah mengalami kekerasan khususnya dari orang tua lebih cenderung 'balas dendam' pada temannya di luar rumah. 

5. Riwayat berkelahi
Kadang berkelahi untuk membuktikan kekuatan bisa menjadikan seseorang ketagihan untuk tetap melakukannya. Bisa jadi karena mereka senang karena memperoleh pujian oleh banyak orang.

6. Ekspos kekerasan dari media

Televisi, video game, dan film banyak menyuguhkan adegan kekerasan, atau perang. Meski seharusnya, orang tua melakukan pendampingan saat menonton atau bermain video game untuk anak di bawah umur, nyatanya banyak yang belum melakukan ini. Ekspos media terhadap adegan kekerasan ini sering menginspirasi anak untuk mencobanya dalam dunia nyata. "Sebaiknya dampingi dan beri pengertian pada anak saat menonton film beradegan kekerasan atau bermain video game perkelahian. Karena pengaruh media inilah yang 80 persen bisa membuat perilaku anak menjadi negatif dan terinspirasi untuk melakukannya," sarannya. 
dari dari hasil pengertian tersebut,  kita akhirnya mengetahui bahwa dasarnya fenomena BULLY sudah marak  bahkan sangat melekat di kalangan masyarakat baik pada usia muda sampai usia dewasa pun sudah menjadi hal biasa dalam melakukan pembully-an ini, sehingga karna terlalu banyak orang yang mendiamkan hal ini dan sudah menjadi hal yang biasa bagi banyak kalangan akhirnya berdampak sangat buruk bagi kehidupan social pada lingkungan masyarakat itu sendiri, dari hal tersebut kita mengetahu bahwa dampak yang di alami pada saat sekarang adalah
-       sikap toleransi dalam perbedaan jadi semakin sulit di temukan,
-       sikap saling menghargai antar sesama jadi semakin sedikit yang sadar aka hal itu
-       sikap saling tolong menolong antar sesama jadi semakin jarang karna begitu jauhnya perbedaan dan semakin jelasnya penggolongan yang kaya-miskin, hitam-putih, jelek-ganteng/cantik, dll

mengenai penanganan dalam menghadapi fenomena ini pun sudah banyak hal yang di lakukan
Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan bahwa kasusbullying atau kekerasan dalam masa orientasi siswa di sekolah harus dihentikan. Untuk itu pemerintah, menurutnya, akan mengambil langkah tegas untuk mencegah terulangnya hal semacam itu di lingkungan sekolah.
"Perlu dihentikan, cara-cara kekerasan di sekolah. Perlu metode baru dalam perkenalan di sekolah," kata Menko Kesra Agung Laksono usai melakukan Safari Ramadhan di sejumlah wilayah di Jawa Timur, Ahad (5/8).
Menteri mengatakan, masa perkenalan harusnya diisi oleh kegiatan yang lebih mendidik dari pada perpeloncoan. "Perlu ada tata cara baru dalam perpeloncoan agar tidak ada lagi kasus kekerasan penerimaan siswa baru di sekolah," katanya.
Agung meminta pihak orang tua dan juga guru di sekolah ikut mengawasi agar tidak ada lagi kasus kekerasan di sekolah. Agung juga mengatakan, pihaknya akan segera melakukan koordinasi lebih lanjut dengan seluruh instansi terkait untuk penanganan kasus bullying.
"Jika harus ada aturan khusus mengenai hal tersebut akan segera di bahas melalui koordinasi dengan instansi terkait," katanya. 
Sementara itu, kasus bullying yang tengah mencuat pada saat ini terdapat di SMA Don Bosco. Kasus tersebut kini telah masuk dalam penanganan pihak Kepolisian.

Dan lebih tepatnya. Yang sangat berperan terhadap hal ini adalah seluruh lapisan masyarakat baik orang tua, teman, guru atau pengajar, dll. Yang dapat menjadi proaktif dalam memberantas fenomena pembully-an ini.

2. FENOMENA MARAKNYA PELECEHAN SEKSUAL
Mengenai hal ini, pasti sudah tidak asing lagi bagi kita, karna begitu banyaknya kasus pada permasalahan konflik sosial ini, berikut adalah hasil penilitian dari kasus pelecehan seksual ini
Penulis laporan berjudul The Lancetmengatakan meskipun terdapat kesenjangan penting dalam data, namun gambar secara keseluruhan sudah sangat jelas kalau serangan seksual  terhadap perempuan adalah masalah besar dan luas yang tetap diabaikan.
Data di Australia menunjukan kalau 16.4 persen perempuan di Australia pernah melaporkan dirinya mengalami serangan kekerasan seksual oleh seseorang yang bukan pasangannya, angka ini jauh lebih tinggi dari perkiraan global yang hanya menunjukan 7,2%.
Namun sejumlah pakar di Australia memperingatkan kalau kesimpulan tersebut tidak  mungkin, berdasarkan laporan tersebut, yang mengatakan bahwa Australia memiliki dua kali tingkat prevalensi kekerasan seksual dibandingkan dengan negara-negara lain.
Peneliti melakukan tinjauan umum penyelidikan kasus kekerasan seksual di 56 negara. Melalui pengumpulan data dari berbagai jurnal ilmiah serta bahan "abu-abu" lainnya.
Kajian ini berhasil mengidentifikasi 77 studi yang dapat digunakan, yang menghasilkan 412 perkiraan kasus kekerasan.
Secara keseluruhan, 7,2 % wanita berusia 15 tahun keatas mengatakan kepada pihak yang mewawancara mereka kalau mereka pernah mengalami serangan seksual sedikitnya satu kali oleh seseorang yang bukan pasangan intim mereka.
Tingkat prevalensi kasus serangan kekerasan seksual tertinggi terjadi di sub-Sahara Afrika, yakni sebesar 21 persen di bagian tengah Afrika (Republik Demokratik Kongo)  dan 17,4 persen di wilayah selatan Afrikan yang meliputi Namibia, Afrika Selatan dan Zimbabwe. Diikuti oleh 16,4 persen di Australia dan Selandia Baru.
Sedangkan prevalensi terendah dilaporkan di Asia Selatan yakni India dan Bangladesh, yakni sebesar 3,3 persen dan Afrika Utara dan Timur Tengah dengan 4,5 persen.

Sementara di Eropa, tiga negara di Timur (Lithuania, Ukraina, Azerbaijan) memiliki tingkat yang lebih rendah dari kekerasan seksual (6,9 persen) dibandingkan negara-negara di pusat (10,7 persen) dan Barat Eropa (11,5 persen).  Angka untuk Amerika Utara adalah 13 persen.
"Kami menemukan bahwa kekerasan seksual adalah pengalaman umum bagi perempuan di seluruh dunia dan di beberapa daerah endemik, mencapai lebih dari 15 persen di empat wilayah," kata peneliti utama Naeemah Abrahams dari Afrika Selatan Medical Research Council di Cape Town.
Abrahams mengatakan perbedaan besar antar daerah dipengaruhi oleh tingkat pelaporan. Menurut para peneliti, budaya pelaporan atau pencatatan kasus serangan seksual membuat korban kerap mendapat stigma dan oleh karena itu lebih mungkin mereka menyembunyikan penderitaannya.
Sejumlah pakar mempertanyakan metodologi yang digunakan dalam kajian ini. Biro Pusat Statistik Australia kepada ABC juga mengatakan kalau perbandingan antara data yang dimiliki lembaganya dengan laporan kajian dari The Lancet sangat sulit dilakukan karena definisi yang mereka gunakan.
Namun survey tingkat keamanan pribadi oleh Biro Pusat Statistik Australia tahun 2012 menunjukan kalau 17% perempuan di Australia berusia 18 tahun lebih mengaku pernah mendapat serangan kekerasan seksual sejak berusia 15 tahun.
Dalam emailnya kepada AFP, Profesor Neemah Abrahams juga menyoroti keterbatasan dalam kajian ini. Namun menurutnya hasil kajian ini cukup menyediakan informasi dasar  bagi pengawas kesehatan dan pembuat kebijakan untuk mengatasi kekerasan seksual terhadap perempuan.

"Sebuah prevalensi 7,2 persen merupakan masalah yang cukup besar bagi negara manapun untuk peduli mengenai kondisi warga perempuan mereka," katanya.
Faktor-Faktor penyebab dan dampak terjadinya pelecehan seksual
Pelecehan seksual terhadap anak adalah suatu bentuk penyiksaan anak di mana orang dewasa atau remaja yang lebih tua menggunakan anak untuk rangsangan seksual.[1][2] Bentuk pelecehan seksual anak termasuk meminta atau menekan seorang anak untuk melakukan aktivitas seksual (terlepas dari hasilnya), memberikan paparan yang tidak senonoh dari alat kelamin untuk anak, menampilkan pornografi untuk anak, melakukan hubungan seksual terhadap anak-anak, kontak fisik dengan alat kelamin anak (kecuali dalam konteks non-seksual tertentu seperti pemeriksaan medis), melihat alat kelamin anak tanpa kontak fisik (kecuali dalam konteks non-seksual seperti pemeriksaan medis), atau menggunakan anak untuk memproduksi pornografi anak.[1][3][4]
Efek kekerasan seksual terhadap anak antara lain depresi,[5] gangguan stres pascatrauma,[6] kegelisahan,[7] kecenderungan untuk menjadi korban lebih lanjut pada masa dewasa,[8] dan dan cedera fisik untuk anak di antara masalah lainnya.[9] Pelecehan seksual oleh anggota keluarga adalah bentuk inses, dan dapat menghasilkan dampak yang lebih serius dan trauma psikologis jangka panjang, terutama dalam kasus inses orangtua.[10]
Di Amerika Utara, sekitar 15% sampai 25% wanita dan 5% sampai 15% pria yang mengalami pelecehan seksual saat mereka masih anak-anak.[11][12][13] Sebagian besar pelaku pelecahan seksual adalah orang yang dikenal oleh korban mereka; sekitar 30% adalah keluarga dari si anak, paling sering adalah saudara laki-laki, ayah, paman, atau sepupu; sekitar 60% adalah kenalan lainnya seperti 'teman' dari keluarga, pengasuh, atau tetangga, orang asing adalah pelanggar sekitar 10% dalam kasus penyalahgunaan seksual anak.[11] Kebanyakan pelecehan seksual anak dilakukan oleh laki-laki; studi menunjukkan bahwa perempuan melakukan 14% sampai 40% dari pelanggaran yang dilaporkan terhadap anak laki-laki dan 6% dari pelanggaran yang dilaporkan terhadap perempuan.[11][12][14] Sebagian besar pelanggar yang pelecehan seksual terhadap anak-anak sebelum masa puber adalah pedofil,[15][16] meskipun beberapa pelaku tidak memenuhi standar diagnosa klinis untuk pedofilia.[17][18]
Berdasarkan hukum, "pelecehan seksual anak" merupakan istilah umum yang menggambarkan tindak kriminal dan sipil di mana orang dewasa terlibat dalam aktivitas seksual dengan anak di bawah umur atau eksploitasi anak di bawah umur untuk tujuan kepuasan seksual.[4][19] Asosiasi Psikiater Amerika menyatakan bahwa "anak-anak tidak bisa menyetujui aktivitas seksual dengan orang dewasa", dan mengutuk tindakan seperti itu oleh orang dewasa: "Seorang dewasa yang terlibat dalam aktivitas seksual dengan anak adalah melakukan tindak pidana dan tidak bermoral yang tidak pernah bisa dianggap normal atau perilaku yang dapat diterima secara sosial."
1.     Advokasi
  1. Mendorong kebijakan menolak pejabat pemerintah yangmempunyai track   record pernahmelakukan kejahatan seksual.
    Ikut berpartisipasikampanye stop kejahatan seksual yang dikemas dalam berbagai  kegiatan antara lain Kids Festival.
  2. Mendorong pembahasan Undang-undang tindak kejahatan seksual,termasuk meningkatkan sanksi hukuman dan system database korban dan pelakukejahatan seksual
  3. Membuat video dokumenter tentang bahaya kejahatan seksualpada anak.

2.     Preventif
  1. Membuat programIT di internet untuk memberantas predator seks.
    It is interesting thatthe NIBRS data from 2000 show that most child pornography crimes reported didnot involve a computer or the Internet but were related to photographs,magazines, and videos (40). Recent studies have noted a decrease inInternet-related child pornography because of pressure from Internet"watchdog" groups and an increased police presence on the Internet (41, 42).(A Profile of Pedophilia: Definition, Characteristics ofOffenders, Recidivism, Treatment  Outcomes, and Forensic Issues,  http://focus.psychiatryonline.org/article.aspx?articleID=53036)
  2. Penyuluhan antikejahatan seks terhadap psikolog pendidikan dan guru-guru TK sampai dengan SMAuntuk diberikan pembinaan kepada murid-muridnya.
  3. Membuat profil pedofil dan deteksi dini pedofildi sekitar kita.
  4. Pembinaan orangtuadalam tumbuh kembang anak, cara menjalin kedekatan emosi dan komunikasi dengananak.
  5. Sistem pengamanan dankeamanan bagi anak
  6. Peningkatan fungsikeluarga demi memastikan proses tumbuh kembang anak yang maksimal. Kasandra & Associates telah merintiskonsep RUMAH MATAHARI : rumah yang memberikan kehangatan kepada setiap anggotakeluarga dengan memaksimalkan fungsi ayah matahari, ibu matahari dan anakmatahari. Di masa lalu kita memiliki film mini series tentang keluarga mulaidari Little House on the Prairie, The Cosby Show, Losmen, Rumah Cemara danlain-lain yang positif dan efektif memberi inspirasi kepada masyarakat.
  7. Membuat daftar hitampelaku kekerasan seksual dan database korban kejahatan seksual dengan metodefingerprint.

3.     Intervensi
  1. Pembinaan kepada para psikolog dan terapis dalam melakukanpenanganan dan intervensi korban dan pelaku kejahatan seksual.
  2. Intervensi psikologis yang berkesinambungan bagi anak-anakkorban kejahatan seksual.
  3. Intervensi psikologis yang berkesinambungan bagi pelakukejahatan seksual.
  4. Penelitian terhadappedofil dan pelaku kejahatan seksual di Indonesia, seberapa ampuhnyakegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam menurunkan angka perilaku kekerasanseksual.


FAKTORPENYEBAB MARAKNYAKEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK DI INDONESIA


  1. Ancaman hukuman yangrelatif ringan dan sistem penegakan hukum lemah, memerlukan pengorbanan biayadan pengorbanan mental yang sangat tinggi cenderung membuat korban menghindariproses hukum. Proses hukum yang rumit dan berbelit-belit, penanganan yang keraptidak manusiawi, dan ancaman hukuman minimal 3 tahun maksimal 15 tahun membuatkasus-kasus kekerasan seksual tenggelam selama bertahun-tahun dan membiarkanpara korbannya tumbuh tanpa intervensi psikologis yang tepat. Sejak kasus RGtahun 1996, kasus kekerasan seksual kepada anak jalanan, praktis semua pihakbelum cukup melakukan tindakan yang berarti. Saat negara lain sudah beranimenerapkan ancaman hukuman mati, kebiri, sistem ‘black list’ serta berbagaikebijakan untuk menahan laju dan ledakan kekerasan seksual, Indonesiaseolah-olah jalan di tempat terutama karena ada budaya malu dan tidak beranimengakui fakta ini sebagai masalah besar. Sudah sangat mendesakadanya daftar pelaku dan korban kekerasan seksual yang tidak hanya mencatatnama, alamat, identitas lain dan wajah, namun menggunakan metode fingerprintyang disimpan oleh institusi Negara demi menjaga kerahasiaannya. Masyarakatyang ingin merekrut pegawai untuk bekerja di fasilitas anak dapat mengirimkandata fingerprintnya ke institusi Negara untuk memperoleh kepastian apakah yangbersangkutan memiliki riwayat kekerasan seksual atau tidak. Dalam hal ini, kamisangat yakin bahwa praktek ini sudah sangat dimungkinkan dengan perkembanganteknologi saat ini. Satu-satunya hambatan adalah masalah HAM yang seharusnyabisa diatasi dengan metode kerahasiaan data dan penyimpanan di institusiNegara.
  2. Nutrisi fisik hormon yangterkandung dalam makanan masa kini semakin membuat individu anak matang sebelumwaktunya, yang sudah matang menjadi lebih tinggi dorongan seksualnya.
  3. Nutrisi psikologis :tayangan kekerasan, seks dan pornografi melalui berbagai media telah mencuciotak masyarakat Indonesia dengan karakter iri, dengki, kekerasan, danpornoaksi. Termasuk di dalamnya lagu-lagu yang semakin tidak kreatif, isi dantampilannya hanya seputar paha dan dada telah semakin merusak mental masyarakatIndonesia
  4. Perkembangan IT (internet)dan kemudian perangkat gadget yang memungkinkan transfer dan transmisi materiporno secara cepat dan langsung ke telapak tangan. Pada tahun 2000, kami bersama bapak Roy Suryo dan bersama IPKdan Telkom membawakan materi tentang bahaya internet. Bapak Roy Suryomenegaskan tidak ada satupun yang dapat menahan laju perkembangan internetselain resistensi mental. Oleh karena itu Kasandra & Associates (yangberdiri tahun 1996) giat menyuarakan pentingnya resistensi mental dan prosestumbuh kembang pada anak, namun hasilnya masih belum memuaskan. Sepanjang 16tahun, kami justru menerima peningkatan masalah-masalah klinis pada masyarakatyang umumnya berkait dengan proses tumbuh kembang dan disfungsi keluarga.
  5. Fungsi otak manusia yang khas, neurotransmitter, kapasitas luhurmanusia telah membuat individu menjadi kecanduan seks, terutama pada individudi bawah 25 tahun dalam masa perkembangan mereka. Dalam hal ini, ibu Elly Risman lebih piawai menjelaskan terutamadengan hasil penelitiannya selama beberapa tahun, bahwa anak dan remajaIndonesia telah mengalami adiksi pornografi. Kami pernah bersama-samamembawakan materi adiksi pornografi dan dampaknya terhadap otak anak dan remajayang kapasitas luhurnya belum berkembang baik di ajang temu ilmiah IPK (IkatanPsikologi Klinis) dan APSIFOR (Asosiasi Psikologi Forensik) pada tahun 2008,tetapi reaksi saat itu umumnya masih menganggap adiksi pornografi tidak mengandung unsur forensik.
  6. Lack Of safety dan security system yang tidak benar-benar melindungi anak danperempuan bersamaan dengan memudarnya pendidikan nilai-nilai pekerti dankarakter anak Indonesia. Pendidikan hanya menjadi hafalan teoritis semata,termasuk pendidikan agama, norma hukum dan norma sosial. Oleh karena itu, Kasandra & Associates bersama Farabi (DwikiDharmawan) dan Optima (Judy Uway) merintis gerakan MATAHARI Peduli Pekerti Anaksejak April 2014.
  7. Gaya hidup dan kesulitan ekononiyang menuntut kesibukan orang tua yang luar biasa, a.l : double incomemendorong ayah ibu banyak di luar rumah, anak kehilangan kesempatan belajarcara melindungi diri. Situasi ini semakindipersulit dengan semakin robohnya pilar keluarga dengan Angka Kematian Ibuyang masih tinggi, perempuan terpaksa keluar rumah untuk bekerja menjadi TKWatau merantau ke kota besar meninggalkan anak-anak, perempuan korban kekerasandan terjerat konflik rumah tangga, perempuan terjebak biusan tayangan mediayang tidak edukatif, sementara figur ayah justru sebagai model kekerasan atauketidak pedulian terhadap proses tumbuh kembang anak, maka rumah yangdiharapkan sebagai wadah pembentukan karakter dan kepribadian anak menjadikehilangan fungsi dasarnya. Anak-anak tumbuh dan berkembang sendiri atau olehmedia yang justru semakin menggerus nilai-nilai pekertinya dan kehilangankesempatan untuk menguasai berbagai ketrampilan asertif untuk melindungi diri,bahkan mereka mencari kasih sayang dan uang dari orang lain yang justru menjadimonster yang merenggut masa depan mereka. Fenomena ini mirip dengan gejalaStockholm syndrome dimana korban penculikan justru menaruh iba dan memilikiketergantungan emosional kepada pelaku penculikan dan pelaku kekerasanterhadapnya.
  8. Persepsi masyarakat tentangpendidikan kesehatan reproduksi dan upaya perlindungan diri cenderung ditolak, diterjemahkansederhana sebagai pendidikan seks dan bahkan diabaikan  yang pada akhirnya justru menghambat prosespersiapan perlindungan anak. Batas usia awal untukmulai memberikan pendidikan ini kepada anak juga menjadi kontroversi. Kasandra& Associate meyakini batas usia untuk mulai mengajarkan adalah sejak dalamkandungan, berupa disiplin ibu untuk menjaga kehamilannya seperti nutrisi sehatdan kegiatan teratur, yang dilanjutkan pasca persalinan. Anak-anak yangterbiasa hidup teratur sejak dini (hidup sehat, makan sehat, nonton sehat),lebih mudah diarahkan untuk memilih hanya yang baik bagi dirinya danmenghindari hal-hal yang buruk dalam hidupnya.
  9. Sistem sosial masyarakatyang masih banyak mengandung kekerasan gender atau tokoh otoritas kerap menjadipenyebab makin suburnya praktek kekerasan seksual karena figur laki laki atautokoh otoritas pelaku kejahatan seksual dianggap tidak bersalah dan lebihmenyalahkan perempuan atau korban sebagai penyebab. Banyak kasus kekerasan seksual oleh tokoh laki-laki dan otoritas(kaya atau berkedudukan) justru dimaklumi oleh masyarakat dan bahkan balikmenyerang atau menyalahkan korban.
  10. Fakta bahwa kekerasan dankekerasan seksual telah terjadi dimana saja, rumah, sekolah, klub olah raga,pengajian, sekolah minggu dan lain lain. Praktekmembela diri dan mengalihkan isu kekerasan seksual kepada hal lain justrusemakin menyuburkan kekerasan seksual. Sudah saatnya kita semua mengambil perandan tanggung jawab : pemerintah, masyarakat, sekolah, keluarga dan media.
  11. Persepsi sosial yangberkembang di masyarakat membuat korban tidak berani melapor, predator lepas.Sudah melapor pun tidak ditangani dengan baik bahkan ada yang mengalamikekerasan baru, baik fisik, verbal maupun kekerasan seksual tambahan.
  12. Hampir tidak ada tindakanberarti sejak kasus RG tahun 1996 yang telah berakibat pada ledakan kekerasan seksual di masa kini.Termasuk dengan tidak adanya intervensi psikologis yang berkesinambunganterhadap korban dan pelaku, terutama karena layanan psikologis tidak termasukdalam berbagai paket layanan kesehatan a.l BPJS atau saat penanganan kasusforensik. Ikatan Psikologi Klinis merintis Psikologiuntuk Jakarta Sehat yang menyediakan jasa layanan praktek psikologi klinis dipuskesmas sejak tahun 2013 dengan model swadaya masyarakat dan dukunganbeberapa fakultas Psikologi di Jakarta. Namun karena jangkauan minim, aksesterhadap intervensi Psikologi Klinis belum tersedia di seluruh Indonesia,walaupun program telah ditingkatkan menjadi Psikologi untuk Indonesia Sehatsejak tahun 2014. Jangankan psikolog, pasienpun membutuhkan dana transportuntuk dapat memperoleh intervensi. Dengan kondisi masyarakat Indonesia yangrawan mitos dan oknum oportunis, perlu ditekankan pula pentingnya Intervensi Psikologisberdasarkan prinsip EBP ( Evidenve Based Practice), agar tidak sembaranganorang berani menawarkan teknik-teknik terapi yang tidak teruji
  13. Fakta bahwa pelakukekerasan seksual TIDAK HANYA PEDOFIL LAKI-LAKI, tetapi juga ada PEDOFILPEREMPUAN, ada yang BUKAN PEDOFIL, bahkan sudah mulai ada PELAKU ANAK DANREMAJA sebagai akibat dari pembiaran selama ini. Dengandemikian perlu diperhatikan kembali bagaimana prinsip restorative justice bisaditerapkan dalam penanganan kasus kekerasan seksual oleh anak, tetapi jugatidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang berkepentingan. PrinsipRestorative Justice mendahulukan kepentingan anak, dalam hal ini korban danpelaku anak yang harus benar-benar ditangani dengan hati-hati, jangan sampaiterjebak menjadi praktek makelar kasus yang selama ini terjadi dan diakhiridengan musyawarah penyelesaian finansial semata tetapi mengabaikan unsurintervensi psikologis pada anak, baik sebagai korban maupun pelaku. Dalam halini sudah mendesak untuk dibentuk semacam Pusat Pemulihan Anak-Anak korban danpelaku kekerasan Seksual, terutama agar disimpan database mereka dan dimonitorterus proses tumbuh kembang mereka.

Penanganan Pelecehan Seksual
Lembaga Konsultasi & Bantuan Hukum - Pilihan Penyelesaian Sengketa Fakultas Hukum Universitas Indonesia dapat mengambil peranan sebagai pendamping baik terhadap korban maupun terhadap pelaku, serta memberikan bantuan hukum. Pendampingan atau bantuan hukum ini dapat diberikan sejak pemeriksaan kepolisian, hingga di pemeriksaan di pengadilan. Dalam pemberian pendampingan dan bantuan hukum ini, pihak korban atau pelaku lah yang biasanya lebih proaktif. Namun demikian, hal ini dikembalikan pada tujuan pendirian lembaga bantuan hukum yaitu memberikan bantuan bagi pihak-pihak yang kurang mampu untuk memperoleh akses keadilan.
Maka dari itulah dari 2 kasus tersebut kita semakin sadar bahwa kewaspadaan kita harus di tingkatkan guna untuk menghadapi berbagai macam cobaan dan kekerasan dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga di perlukannya orang-orang yang peduli secara moral, tindakan, dan pemikiran hingga kasus-kasus seperti tidak terjadi kembali di negri tercinta kita ini INDONESIA.


Rabu, 19 November 2014

Mengenal Pengertian Individu, pertumbuhan, urbanisasi

I. INDIVIDU
Individu merupakan organisme tunggal atau satu kesatuan yang tidak dapat dibagi, contohnya : seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia.
Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen. Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan  rukun.
Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama
Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat.
Sudah menjadi keyakinan semua orang bahwa masing-masingindividu memiliki karakteristik kemampuan yang berbeda-beda. Ada yangberkemampuan cepat, sedang, dan ada yang berkemampuan rendah. Dalamdunia pendidikan juga berlaku pernyataan seperti ungkapan di atas, sebabmenurut tinjauan psikologis setiap anak memiliki perbedaan dengan lainnya.“Tak ada dua orang di dunia ini yang benar-benar sama dalam segala hal,sekalipun mereka kembar”.Tidak heran bila seseorang yang menyatakan bahwa “anak kembar ituserupa tapi tak sama”. Artinya, dalam hal-hal tertentu anak kembar memilikikesamaan dan perbedaan. Individu disini, mempunyai pengertian yaitu suatu kesatuan yangmasing- masing memiliki ciri khasnya , dan karena itu tidak ada dua individu sama, satu dengan yang lainnya berbeda. Individu sebagai manusia,merupakan orang-orang yang memiliki pribadi atau jiwa sendiri.Perbedaan individu dapat dilihat dari dua segi, yakni: segi horizontaldan segi vertikal. Dari segi horizontal, setiap individu berbeda denganindividu lainnya dalam aspek mental, seperti: tingkat kecerdasan,kemampuan, minat, ingatan, emosi, kemauan dan sebagainya. Dari segivertikal, tidak ada dua individu yang sama dalam aspek jasmani seperti bentukukuran, kekuatan, dan daya tahan tubuh.Perbedaan itu masing-masing mempunyai keuntungan dan kelemahan.Ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan individu, yaitu:61). Faktor warisan keturunanKeturunan merupakan faktor pertama yang mempengaruhiperkembangan individu. Dalam hal ini keturunan diartikan sebagai“Totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak,atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki sejak masakonsepsi (masa pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewarisan daripihak orang tua melalui gen-gen”.
E. Z Muttaqin, mengatakan bahwa anak harus diberikanpendidikan sedini mungkin, bahkan sejak kedua orang tuanya memasuki jenjang perkawinan, harus sudah mengkalkulasikan bagaimana anak-anakyang akan mereka lahirkan nanti. Ketika suami istri bergaul sudah diawalidengan do’a agar dengan doa itu setan tidak ikut campur (ovum atausperma) yang disimpan dalam rahim istri bukan terdiri dari bahan –bahanjasmaniah semata, tetapi juga terkandung benih watak dan tabiat calonanak. Makanan ibu yang mengandung vitamin untuk anak. Demikian jugakelakuan ibu dan bapak akan menjadi vitamin juga untuk calon anak.2) Faktor pengaruh lingkunganLingkungan adalah segala hal yang mempengaruhi individu,Sehingga individu itu ikut terlibat atau terpengaruh karenanya. Semenjakmasa konsepsi dan masa-masa selanjutnya, perkembangan individudipengaruhi oleh mutu makanan yang diterimanya, temperatur udarasekitarnya, suasana dalam lingkungan, sikap-sikap orang sekitar,hubungan dengan sekitarnya, suasana pendidikannya (informal, formaldan informal). Dengan kata lain, individu akan menerima pengaruh darilingkungan, memberi contoh kepada lingkungan, mencontoh atau belajartentang berbagai hal dari lingkungan.
(http://blogzulkifly.blogspot.com/2013/08/pengertian-individu-komunitas-populasi.html?m=1)
II. PENGERTIAN PERTUMBUHAN
Makna dari pertumbuhan berbeda dengan makna dari perkembangan. namun kedua proses tersebut selalu berjalan seiringan. Keduanya juga merupakan proses biologis yang sulit untuk dipisahkan. namun demikian, antara pertumbuhan dan perkembangan bisa dibedakan dengan cara melihat perubahan ukuran yang terjadi pada makhluk hidup.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi pertumbuhan:
# OMAN KARNMANA
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya jumlahprotoplasma sel pada suatu organisme, biasanya disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta jumlah sel yang bersifat tidak kembali pada keadaan semula.

# DIAH ARYULINA DKK
Pertumbuhan merupakan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup yang meliputi pertambahan ukuran tubuh.

# WONG, 2000
Pertumbuhan merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh  yang secara kuantitatif dapat diukur.

# WISMOADY WAHONO
Pertumbuhan adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman, dan sekaligus pertambahan dalam arti integrasi, saling keterhubungan dan kompleksitas.

# FIKTOR FERDINAND P. & MOEKTI ARIWIBOWO
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran volume, massa, tinggi, atau ukuran lainnya yang dapat dinyatakan dalam bilangan atau secara kuantitatif.

# TIM BIOLOGI
Pertumbuhan adalah proses penambahan volume tubuh makhluk hidup yang sifatnya tidak bisa kembali ke keadaan semula. Penambahan disebabkan adanya penambahan jumlah dan volume sel, karena adanya pembelahan mitosis dan pembesaran sel.

# MIKRAJUDDI, DKK
Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada mahluk hidup berupa  perubahan ukuran yang bersifat irreversible.

#  MOKHAMAD ISMA'IL
Pertumbuhan adalah peningkatan ukuran (volume, massa, tinggi, dan panjang) yang prosesnya tidak dapat balik  yang dihasilkan dari pembelahan sel dan pembesaran sel.

Pengertian pertumbuhan. Arti pertumbuhan. Definisi pertumbuhan. Http://carapedia.com/pengertian_definisi_pertumbuhan_info2188.html.

III. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertambahan penduduk pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor – faktor demografi sebagai berikut :
1. Kematian (Mortalitas)
2. Kelahiran (Natalitas)
3. Migrasi (Mobilitas)
Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan faktor non alami. Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate adalah ukuran frekuensi suatu penyakit atau peristiwa/kejadian tertentu yang terjadi pada suatu populasi selama periode waktu tertentu, dibandingkan dengan jumlah penduduk yang menanggung resiko tersebut.
1. Kematian
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
a.) Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
– Sarana kesehatan yang kurang memadai.
– Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
– Terjadinya berbagai bencana alam
– Terjadinya peperangan
– Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
– Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
b.) Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
– Lingkungan hidup sehat.
– Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
– Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
– Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
– Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Ada beberapa jenis perhitungan angka kelahiran yaitu:
 Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate/CDR )
Angka kematian kasar adalah yaitu angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertentu.

 Angka Kematian Khusus Menurut Umur Tertentu (Age Specific Death Rate = ASDR)
Angka kematian khusus menurut umur tertentu dapat digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok usia manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya pada kelompok usia tua atau usia lanjut angka ini tinggi, sedangkan pada kelompok usia muda jauh lebih rendah.
  Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)
Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi yang lahir.Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun. Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk.
Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka tingkat kematian bayi tinggi.
Selain perhitungan di atas sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir.
Untuk angka kematian bayi ukurannya sebagai berikut:
– Rendah, jika IMR antara 15-35.
– Sedang, jika IMR antara 36-75.
– Tinggi, jika IMR antara 76-125.
2. Kelahiran ( Natalitas )
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki- laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
Faktor – faktor penunjang tingginya angka natalitas dalam suatu negara antara lain :
1.Kepercayaan dan agama
Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak
2.Tingkat pendidikan
Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.
3.Kondisi perekonomian
Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.
4.Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran
5.Adat istiadat di masyarakat
Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
6.Kematian dan kesehatan
Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.
7.Struktur Penduduk
Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia).
Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran (Fertilitas). Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun.
Pengukuran Fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan sebagai berikut :
1. Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup karena banyak bayi – bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.
2.Wanita mempunyai kemungkinan melahiran dari seorang anak ( tetapi meninggal hanya sekali )
3. Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun.
4. Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan.
Ada dua istilah asing yang kedua – duanya diterjemahkan sebagai kesuburan, yaitu :

a. Facundity ( kesuburan )
Facudity adalah lebih diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak.
b. Fertility ( fertilitas )
Fertility adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau sekelompok wanita.
1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
Angka kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan jenis kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita.
2. Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur (Age Specific Fertiliy Rate = ASFR )
3. Migrasi
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.
Faktor-faktor terjadinya migrasi, yaitu :
1. Persediaan sumber daya alam
2. Lingkungan social budaya
3. Potensi ekonomi
4. Alat masa depan
Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan anak.
(http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/pertumbuhan-penduduk-2/)

IV. FUNGSI KELUARGA, INDIVIDU DAN MASYARAKAT
A. Fungsi Keluarga
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994 menyatakan fungsi keluarga terdiri atas
fungsi-fungsi: (1) Keagamaan, (2) Sosial budaya, (3) Cinta kasih, (4) Perlindungan, (5)
Reproduksi, (6) Sosialisasi dan pendidikan, (7) Ekonomi, dan (8) Pembinaan lingkungan.
Sedangkan menurut Mattensich dan Hill (Zeitlin et al., 1995), fungsi keluarga terdiri atas fungsi
pemeliharaan fisik sosialisasi dan pendidikan, akuisisi anggota keluarga baru melalui prokreasi
atau adopsi, kontrol perilaku sosial dan seksual, pemeliharaan moral keluarga dan dewasa
melalui pembentukan pasangan seksual, dan melepaskan anggota keluarga dewasa. Adapun
menurut United Nation (1993) fungsi keluarga meliputi fungsi pengukuhan ikatan suami istri,
prokreasi dan hubungan seksual, sosialisasi dan pendidikan anak, pemberian nama dan status,
perawatan dasar anak, perlindungan anggota keluarga, rekreasi dan perawatan emosi, dan
pertukaran barang dan jasa.
http://ikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/karyailmiah/kemitraan_gender.pd


Macam Dan terdapat 5 fungsi keluarga dalam tatanan masyarakat, yaitu :
Fungsi Biologis
Untuk meneruskan keturunan
Memelihara dan membesarkan anak
Memberikan makanan bagi keluarga dan memenuhi kebutuhan gizi
Merawat dan melindungi kesehatan para anggotanya
Memberi kesempatan untuk berekreasi.
Fungsi Psikologis
Identitas keluarga serta rasa aman dan kasih sayang
Pendewasaan kepribadian bagi para anggotanya
Perlindungan secara psikologis
Mengadakan hubungan keluarga dengan keluarga lain atau masyarakat
Fungsi Sosial Budaya atau Sosiologi
Meneruskan nilai-nilai budaya
Sosialisasi.
Pembentukan noema-norma, tingkah laku pada tiap tahap perkembangan anak serta kehidupan keluarga.
Fungsi Sosial
Mencari sumber-sumber untuk memenuhi fungsi lainnya.
Pembagian sumber-sumber tersebut untuk pengeluaran atau tabungan
Pengaturan ekonomi atau keuangan.
Fungsi Pendidikan
Penanaman keterampilan, tingkah laku dan pengetahuan dalam hubungan dengan fungsi-fungsi lain.
Persiapan untuk kehidupan dewasa.
Memenuhi peranan sehingga anggota keluarga yang dewasa.
http://www.kajianpustaka.com/2012/11/definisi-fungsi-dan-bentuk-keluarga.html


B. Fungsi Individu
Interaksi Sosial
Menurut Gillin dan Gillin, interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara orang perorangan, kelompok-kelompok manusia, maupun orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial dapat terjadi karena adanya komunikasi, jadi komunikasi di sini sangatlah penting artinya. Komunikasi berarti seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain baik berwujud pembicaraan, gerak, maupun sikap.
Interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial, pengertian ini menunjukkan pada hubungan-hubungan yang dinamis. Interaksi sosial juga merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.
Dengan demikian jelas sekali bahwa interaksi sosial itu sangat penting dalam kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dalam kehidupan di sekolah. Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa: kerja sama (cooperation), persaingan (competition), pertikaian (conflict), dan akomodasi (accomodation).
Menentukan Status Sosial
Status sosial adalah jenjang atau posisi seseorang dalam suatu kelompok, atau dari satu kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain. Adapun peran diartikan sebagai suatu konsep fungsional yang menjelaskan fungsi atau tugas seseorang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa status dan peran merupakan dua hal yang saling berkaitan. Status menunjuk pada siapa orangnya, sedangkan peran menunjukkan apa yang dilakukan oleh orang itu.
Menurut S. Bellen, ada beberapa jenis status dan peran sosial dalam masyarakat, yaitu:
1. Peran yang diharapkan (expected roles) dan peran yang terlaksana dalam kenyataan (actual roles)
2. Peran yang terberi (ascribed roles) dan peran yang diperjuangkan (achieved roles) Pengembangan Pendidikan IPS SD 5
3. Peran kunci (key roles) dan peran tambahan (supplementary roles)
4. Peran tinggi, peran menengah, dan peran rendah.

C. Fungsi Masyarakat

Keberadaan masyarakat sangat berpengaruh bagi individu-individu yang hidup didalamnya. Kita tahu bahwa setiap individu tidak mungkin hidup tanpa bergaul dengan keadaan masyarakat. Selain itu juga banyak hal yang dapat kita peroleh dari kehidupan bermasyarakat. Bersosialisasi adalah inti utama kehidupan masyarakat bagi individu-individu yang ingin berkembang.
Berikut adalah poin-poin dimana fungsi masyarakat sangat berpengaruh.
1.       Untuk melatih dalam bersosialisasi
2.       Memberikan pengalaman untuk bersosialisasi
3.       Menumbuhkan rasa percaya diri pada individu
4.       Mengajarkan untuk mengenal lingkungan
5.       Mengenal bagaimana bersosialisasi dan
6.       Melatih kebersamaan
             Salah satu yang sangat terasa bagi kita di masa depan adalah bagaimana kita bersosialisasi dalam kehidupan dam mengajarkan bagaimana kita dalam bentuk berorganisasi dalam lingkup masyarakat. Taka hanya itu kitapun akan mendapatkan penghargaan dari semua masyarakat yang merasa terbantu atas hadirnya kita walaupun secara tidak langsung dan nyata. Tetapi dengan adanya beroranisasi itu masyarakan suadah sangat terbantu dengan kenyamanan yang kita berikan.



V. PERBEDAAN KELOMPOK MASYARAKAT NON INDUSTRI DAN INDUSTRI
(1) Masyarakat Non Industri Kita telah tahu secara garis besar bahwa , kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).  (a) Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Di karenakan para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, sehingga mereka mengenal lebih dekat, lebih akrab. dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.

(b) Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karen yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif. Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Namun demikian, kelompok tidak resmi juga mempunyai pembagian kerja, peranan-peranan serta hirarki tertentu, norma-norma tertentu sebagai pedoman tingkah laku para anggota beserta konvensi-konvensinya. Tetapi hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis seperti pada kelompok resmi (W.A. Gerungan, 1980 : 91). Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak resmi.
(2) Masyarakat Industri Durkheim mempergunakan variasi pembangian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi is lebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks. Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya (Soerjono Soekanto, 1982 : 190). Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakintinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah men2enal pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu,tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik dan ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin kompleks pembagian kerja, semakin banyak timbul kepribadian individu. Sudah barang tentu masyarakat sebagai keseluruhan memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan tetapi hanya akan sampai pada batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya individualisme.


VI. PENGERTIAN KELUARGA

Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga dan makan dalam satu periuk.  Terdapat beberapa definisi keluarga dari beberapa sumber, yaitu:
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya,1978 ).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988).
Suatu keluarga setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Terdiri dari orang-orang yang memiliki ikatan darah atau adopsi.
Anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk satu rumah tangga.
Memiliki satu kesatuan orang-orang  yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak dan saudara.
Mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.
(http://www.kajianpustaka.com/2012/11/definisi-fungsi-dan-bentuk-keluarga.html)

VII. PENGERTIAN MASYARAKAT MENURUT PARA AHLI SOSIOLOGI & ANTROPOLOGI
Linton
Masyarakat adalah sekelompok manusia, yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama,sehingga mereka dapat mengorganisasika dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satukesatuan sosial dengan batAs-batas tertentu.
* M, J. HeskovitsMasyarakat adalah kelompok individu yang mengorganisasikan dan mengikuti suatu carahidup tertentu.
* J.L Gillin J.P GillinMasyarakat adalah kelompok manusia yang tersebar mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap,dan perasaan persatuan yang sama.
* S.R SteinmentzMasyarakat adalah sebagai kelompok manusia yang terbesar meliputi pengelompokan- pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai perhubungan erat dan teratur.
Mack Ever
Masyarakat adalah suatu sistem dari cara kerja dan prosedur, otoritas dan saling bantu-membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian-pembagian sosial, sistem pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. Sistem yang kompleks dan selalu berubahdari relasi sosial.
Jadi, Masyarakat dalam arti luas adalah keseluruhan dari semua hubungan dalam hidup bersama denagn tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan lain-lain. Masyarakat dalam artisempit merupakan sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu. Oleh karenaitu dapat disimpulkan. Masyarakat adalah kelompok manusia yang telah lama bertempattinggal disuatu daerah yang tertentu dan memilki aturan bersama untuk mencapai tujuan bersama yaitu mencapai kesejahteraan.
http://www.academia.edu/5513794/PENGERTIAN_MASYARAKAT

VIII. HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU DAN MASYARAKAT
Mengenai bagaimana hubungan antara individu dengan masayarakat, ada tiga alternative jawaban.
1.      Individu memiliki status yang relative dominan terhadap masyarakat
2.      Masyarakat memiliki status yang relative dominan terhadap individu
3.      Individu dan masyarakat saling tergantungan
Hubungan antara individu dengan masyarakat seperti dimaksud diatas menunjukkan bahwa individu memiliki status yang relative dominan terhadap masyarakat, sedangkan lainnya menganggap bahwa individu itu tunduk pada masyarakat. Sementara itu masih terdapat suatu hubungan lagi, yaitu adanya hubungan interpenden (saling ketergantungan) antara individu di dalam masyarakat yang tidak terbatas kuantitasnya. Setiap satuan individu itu masing-masing mempunyai kekhususan yang berpengaruh terhadap dinamika kehidupan masyarakat.
Dalam hal tersebut, Soepomo berpendapat, bahwa individu ialaah suatu makhluk dimana masyarakat mengkhususkan diri. Masyarakat adalah keseluruhan dari sekian anggota-anggota seorang-seorang. Karena itu, keinsafan individu kemasyarakatan dan keinsafan individu bercampur baur.
Walaupun demikian, bukan berarti kehidupan individu warga masyarakat sama sekali tidak peluang bagi kehidupan yang bersifat pribadi. Sebaliknya dalam kehidupan masyarakat yang telah mengalami proses serba individualis pun kehidupan bersama tetap tidak akan ditinggalkan.
    Ada 2 proses terjadinya urbanisasi, yaitu :
     “Proses Urbanisasi merupakan Proses Ekonomi”      Negara Sedang Berkembang- urbanisasi pada negara berkembang dimulai sejak PD II, urbanisasi merupakan titik tolak terjadinya industri (kebalikan dari negara industri maju)- penduduk kota meningkat cepat- urbanisasi tidak terbagi rata, semakin besar kotanya, semakin cepat proses urbanisasinya,adanya konsep “Primate City”
     “Proses Urbanisasi Bersifat Demografi”       Proses urbanisasi di negara berkembang terjadi terlebih dahulu dan kemudian menjadi titik tolak terjadinya industrialisasi. Pada kenyataannnya, saat ini seperti yang terjadi di Cibinong, urbanisasi terjadi setelah adanya industri (dibangunnyadaerah-daerah industri baru). Selain itu pada daerah pinggiran Jakarta dibangun beberapa daerahindustri yang berfungsi untuk mendukung kegiatan kota Jakarta, selain itu juga terjadi peningkatan ekonomi wilayah pinggiran tersebut sehingga wilayah tersebut berangsur-angsur menjadi kota. Oleh karena itu konsep bahwa urbanisasi merupakan titik tolak terjadinya industrimenjadi kurang tepat karena sesungguhnya keduanya saling mempengaruhi.Selain itu telahdisebutkan bahwa urbanisasi adalah proses kenaikan proporsi jumlah penduduk kota, dalam bukuKota Indonesia Masa Depan Masalah dan Prospek, oleh BN Marbun, disebutkan bahwa kenaikan jumlah penduduk ini diantaranya disebabkan oleh:- gejala alami, yaitu kelahiran- masuknya orang-orang yang pindah dari daerah pedesaan ke perkotaan, ataupun dari daerah perkotaan ke daerah perkotaan yang lebih besar atau yang disebut migrasi (rural-urban, urban-urban).Kedua hal ini biasanya disebut sebagai komponen urbanisasi. Dari kedua komponentersebut biasanya, pengaruh perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan ataupun perpindahan daeri perkotaan ke kota yang lebih besar akan mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh jumlah kelahiran.Banyak orang berpendapat bahwa alasan utama kepindahan seseorang atau sekelompok orang dari daerahnya ke tempat lain adalah karena terdorong oleh faktor-faktor penarik daerahkota atau daerah tersebut serta anggapan dari masyarakat desa bahwa kota dapat memberikanlapangan/ kesempatan kerja dengan memberikan upah yang besar. Namun dalam kenyataannyasebagian besar penyebab terjadinya migrasi ini adalah karena tidak adanya pekerjaan yang sesuaidengan keahlian yang mereka miliki, sehingga timbul kecenderungan untuk keluar dari desa ataudaerah mereka untuk pindah ke kota.  Sumber: http://andrewjovian18.wordpress.com/2012/10/23/proses-terjadinya-urbanisasi/

Kesimpulan

Pada sesi kesimpulan ini, saya pun akan meringkas atau merangkum dari keseluruhan materi ini atas apa yang telah saya pelajari dari hasil tugas kelompok kami. Berbicara mengenai individu dan sosial, memang merupakan hal yang tak bisa dipisahkan, karna memiliki saling keterikatan sehingga dikatakanlah bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kehidupan makhluk sosial ini lah yang telah menjadi topik utama dari materi ini, bahwa kehidupan sosial mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi secara luas kehidupan individu seseorang maupun lingkungan masyarakat itu sendiri, seperti pemikiran individu, budaya, imigrasi, dll. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manusia terlepas dari hal yang menyangkut sosial untuk melangsungkan kehidupannya agar menjadi lebih baik.

Begitulah yang dapat saya simpulkan dan yang dapat saya persentasikan dengan berbagai referensi yang gunakan dalam pembuatan tugas ini. Mudah-mudahan dapat berguna untuk orang banyak. Dan mhon maaf apabila terdapat kesalahan, semoga anda berkenan untuk memberikan saran ataupun kritik guna membangun kemampuan saya dalam menulis. Terimakasih
 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates