TUGAS SOFTSKILL (MAKALAH)
BAB 1.
Asas-Asas Pengetahuan Lingkungan
1. Pengertian Ekologi dan Ilmu
Lingkungan Secara Umum
Sebelum membahas asas-asas
pengetahuan lingkungan, penulis mengajak teman untuk memahami arti secara umum dari Ekologi, dan Ilmu
Lingkungan hidup.
Menurut beberapa
sumber terpercaya akan kebenaran ilmunya yang telah penulis baca. Ekologi
adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dan lingkungannya.
Ekologi berasal dari kata Yunani yaitu ‘Oikos’ yang artinya habitat, dan ‘logos’
yang artinya ilmu. Jadi secara istilah ekologi dapat diartikan sebagai ilmu
yang mengenai hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Istilah ekologi
pertama kali dikemukakkan oleh Ernst Haeckel pada tahun (1834-1914).
Pada Pembahasan
Ekologi ini, makhluk hidup merupakan suatu kesatuan dari sistem di
lingkungannya, sehingga pembahasan Ekologi
tidak lepas dari pembahasan mengenai ekosistem, yang memiliki 2 unsur
yaitu unsur biotik dan abiotik. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa unsur abiotik
ini berupa suhu, air, kelembaban, tanah, cahaya, dan lainnya. Sedangkan unsur
biotik meliputi makhluk hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Selanjutnya
pengertian dari Ilmu Pengetahuan Lingkungan secara umum adalah ekologi yang
menerapkan berbagai asas dan konsep kepada masalahyang lebih luas, yang
menyangkut pada hubungan manusiadengan lingkungannya. Jadi ilmu pengetahuan
Lingkungan merupakan bagian dari ekologi yang memiliki penjabaran yang lebih
luas. Seperti ilmu yang mempelajari hubungan timbah balik antara jasad hidup
dengan lingkungan.
2. Pengertian Ekologi dan Ilmu
Lingkungan Menurut para ahli
Pembahasan selanjutnya
adalah pengertian ekologi dan ilmu lingkungan menurut para ahli. Berikut ini
penjabaran dari para ahi mengenai ekologi dan ilmu lingkungan.
Istilah ekologi pertama kali di
kemukakkan oleh Ernst Haeckel, ia mengatakan “dalam ekologi, makhluk hidup
dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Menurut para ahli lainnya :
Ø
Odum (1971) : Ekologi adalah kajian terstruktur
dan fungsi alam, tentang struktur dan interaksi antara sesame organisme dengan
lingkungannya.
Ø
Odum (1975) : Ekologi adalah kajian tentang
rumah tangga bumi termasuk flora, fauna. Mkiroorganisme, dan manusia yang hidup
bersama dan saling bergantung satu sama lain.
Ø
Miller (1975) : Ekologi adalah ilmu tentang
hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan
tempat tinggalnya.
Ø
Otto Soemarwoto : Ekologi adaalah ilmu tentang
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
3. Perbedaan Ekologi dan Ilmu
pengetahuan Lingkungan
Setelah kita
memahami pengertian dari ekologi dan ilmu pengetahuan maka kita dapat
menentukan perbedaan antara ekologi dan
ilmu pengetahuan lingkungan. Perbedaan secara detail terletak pada
pembahasannya. Pada ekologi adalah pembahasannya pada interaksi antara makhluk
hidup dengan lingkungannya sedangkan pada ilmu pengetahuan lingkungan memebahas
mengenai kedudukan manusia pada lingkungannya.
4. Asas-asas Pengetahuan Lingkungan
a) ASAS 1. “ Semua energi yang memasuki sebuah
organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang
tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk
yang lain, tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan.”
Penjelasan :
Asas 1 ini disebut juga dengan hukum
konservasi energi, dalam ilmu fisika sering disebut sebagaihukum
termodinamika pertama. Asas ini menerangkan bahwa energi dapat diubah, dan
energi yang memasuki jasad hidup, populasi ataupun ekosistem dianggap sebagai
energi yang tersimpan ataupun yang terlepaskan, sehingga dapat dikatakan bahwa
sistem kehidupan sebagai pengubah energi. Serta pada asas ini menerangkan bahwa
energi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan
b) ASAS 2. “ Tak ada sistem pengubahan energi
yang betul-betul efisien”
Penjelasan :
Asas ini sama dengan hukum
termodinamika kedua dalam ilmu fisika. hukum termodinamika kedua menyebutkan
bahwa adalah tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang
bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang
diperoleh dari suatu reservoir pada
suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik. Hukum kedua termodinamika
mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah; dengan kata lain, tidak semua
proses di alam semesta adalah reversible(dapat dibalikkan arahnya). Sebagai
contoh jika seekor beruang
kutub tertidur di atas salju, maka salju dibawah tubuh nya akan
mencair karena kalor dari tubuh beruang tersebut. Akan
tetapi beruang tersebut tidak dapat mengambil kalor dari salju tersebut untuk
menghangatkan tubuhnya. Dengan demikian, aliran energi kalor memiliki arah,
yaitu dari panas ke dingin. Satu aplikasi penting dari hukum kedua adalah studi
tentang mesin kalor.
c) ASAS 3. “Materi, energi,
ruang, waktu dan keanekaragaman, semuanya termasuk kategori sumber alam”
Penjelasan :
Materi dan energi sudah jelas
termasuk kedalam sumber alam. Ruang yang dimanfaatkan oleh organisme hidup
untuk hidup, berkembang biak dsb. dapat dianalogkan dengan materi dan energi,
karena dibutuhkan, sehingga secara asas termasuk katagori sumber alam. Begitu
pula dengan waktu, meskipun tidak dapat berdiri sendiri, namun termasuk
kategori sumber alam, karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh mahluk hidup
untuk mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam kategori sumber
alam, karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies saja akan mudah
terancam punah, namun apabila makanannya beranekaragam dia akan mampu “survive”.
Asas 3 ini mempunyai implikasi
yang penting bagi kehidupan manusia untuk mencapai kesejahteraannya
d) ASAS 4. “Untuk semua
kategori sumber alam, kalau pengadaanya sudah optimum, pengaruh unit
kenaikannya sering menurun dengan penambahan dengan penambahan sumber
alam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak ada
pengaruh yang menguntungkan lagi.”
Penjelasan :
Untuk semua kategori sumber alam
(kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampaui batas
maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah
asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran
yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas maksimum.
Pada asas ini mempunyai arti
bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas optimum, yang berarti bahwa batas
maksimum maupun minimum sumber alam akan mengurangi daya kegiatan sistem
biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti yang penting, yaitu karena adanya
ukuran optimum pengadaan sumber alam untuk populasi, maka naik turunnya
jumlah individu populasi itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah
tertentu.
e) ASAS 5. “Ada dua jenis sumber alam dasar,
yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang penggunaan seterusnya, dan
yang tidak mempunyai daya rangsang penggunaan lebih lanjut.”
Penjelasan :
Pada asas ini ada dua hal
penting, pertama jenis sumber alam yang tidak dapat menimbulkan rangsangan
untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua sumber alam yang dapat
menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih lanjut.
f) ASAS 6. “Individu dan spesies
yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya, cenderung
berhasil mengalahkan saingannya itu.”
Penjelasan :
Pada asas ini berlaku “seleksi
alam”, artinya bagi spesies-spesies yang mampu beradaptasi baik dengan faktor
biotik maupun abiotik, dia akan berhasil daripada yang tidak dapat menyesuaikan
diri. Dapat diartikan pula, spesies yang adaptif akan mampu menghasilkan
keturunan lebih banyak daripada yang non adaptif, Sehingga individu-individu
yang adaptif ini mempunyai kesan lebih banyak merusak
g) ASAS 7. “Kemantapan keanekaragaman
suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yang mudah diramal.”
Penjelasan :
Pada asas ini arti kata “mudah
diramal” ialah adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan dalam
suatu periode yang relatif lama. Adanya fluktuasi turun-naiknya kondisi
lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan dan sukar-mudahnya untuk diramal
berbeda untuk semua habitat. Sehingga diharapkan pada setiap lingkungan adanya
penyebaran spesies yang berbeda-beda kepadatannya. Apabila terjadi perubahan
lingkungan sedemikian rupa, maka akan terjadi perubahan pengurangan individu
yang sedemikian rupa sampai pada batas yang membahayakan individu-individu
spesies tersebut. Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan lingkungan yang
mempunyai jumlah spesies yang banyak, dan mereka dapat melakukan penyesuaian
terhadap lingkungannya tersebut (secara evolusi). Sedangkan lingkungan yang
tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni oleh spesies yang jumlahnya relatif
sedikit. Menurut Sanders (1969) bahwa komunitas fauna dasar laut mempunyai
keanekaragaman spesies terbesar, hal ini dijumpai pada habitat yang sudah
stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian diinterpretasikan oleh Slobodkin dan
Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan yang mudah diramal (stabil).
Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan dalam kondisi yang stabil, maka
semakin banyak keanekaragaman spesies yang muncul disitu sebagai akibat
berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou (1969) keadaan iklim yang stabil
sepanjang waktu yang lama, tidak saja melahirkan keanekaragaman spesies yang
tinggi, tetap juga akan menimbulkan keanekaragaman pola penyebaran kesatuan
populasi.
h) ASAS 8. “Sebuah habitat dapat jenuh
atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana nicia dalam
lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.”
Penjelasan :
Pada asas ini menyatakan bahwa
setiap spesies mempunyai nicia tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut
dapat berdampingan satu sama lain tanpa berkompetisi, karena satu sama lain
mempunyai kepentingan dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada
kelompok taksonomi yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan
toleran terhadap lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa
lingkungan tersebut hanya akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya
kecil.
i)
ASAS
9. “Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomassa dibagi
produktivitas.”
Penjelasan :
Pada asas ini menurut Morowitz
(1968) mengatakan bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran energi dan
keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
j)
ASAS
10. “Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomassa dengan
produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimptut.”
Penjelasan :
Dalam asas ini dapat disimpulkan
bahwa sistem biologi mengalami evolusi yang mengarah kepada peningkatan
efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, yang
memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan kata lain kalau kemungkinan
produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh energi matahari yang masuk kedalam
ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan biomassa masih dapat meningkat dalam
perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersedia dalam sistem biologi itu
dapat digunakan untuk menyokong biomassa yang lebih besar. Apabila asas ini
benar, maka dapat diharapkan bahwa dalam komunitas yang sudah berkembang lanjut
pada proses suksesi, rasio biomassa produktivitas akan lebih tinggi bila
dibandingkan dengan komunitas yang masih muda. Pada kenyataan di alam memang
demikian, sebab spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan berkayu sehingga
diperoleh stratifikasi.
Implikasi dari asas ini bahwa
sebuah komunitas dapat dibuat tetap muda dengan jalan memperlakukan fluktuasi
iklim yang teratur. Atau pada komunitas buatan lahan pertanian dengan jalan
mengambil daun-daunannya untuk makanan hewan.
k) ASAS 11. “Sistem yang sudah mantap (dewasa)
mengeksploitasi sistem yang belum mantap (belum dewasa).”
Penjelasan :
Arti dari asas ini adalah
pada ekosistem, populasi yang sudah dewasa memindahkan energi, biomassa,
dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa. Dengan kata
lain, energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang
menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari subsistem yang lebih
rendah keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi keanekaragamannya
l)
“ASAS
12. Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat tergantung kepada kepentingan
relatifnya di dalam keadaan suatu lingkungan.”
Penjelasan :
Asas ini merupakan kelanjutan
dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan (seleksi) berlaku, tetapi keanekaragaman
terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil, maka dalam perjalanan waktu
dapat diharapkan adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat adaptasi terhadap
lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah mantap dalam habitat (lingkungan )
yang sudah stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi faktor alam yang tak
terduga ternyata tidak diperlukan. Yang berkembang justru adaptasi peka dari
perilaku dan biokimia lingkungan sosial dan biologi dalam habitat itu. Evolusi
pada lingkungan yang sukar ditebak perubahan faktor alamnya cenderung
memelihara daya plastis anggota populasi. Sedangkan evolusi pada lingkungan
yang mantap, beranekaragam secara biologi cenderung menggunakan kompleksitas
itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam perubahan.
Implikasi dari asas ini bahwa
sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evolusi yang terbaik dan mandiri, semua
tergantung pada kondisi lingkungan fisik. Kesimpulannya bahwa populasi pada
ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan
fisikokimia dibandingkan dengan populasi pada ekosistem yang sudah
mantap.
m) ASAS 13. “Lingkungan yang secara fisik
mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam
ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi
lebih jauh lagi.”
Penjelasan :
Asas ini merupakan penjabaran
dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang mantap, jumlah jalur energi yang
masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila terjadi suatu goncangan
pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan mengambil alih, dengan
demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan
lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman biologi, maka
kemantapan faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem
yang mantap dan komunitas yang mantap mempunyai umpan-balik yang sangat
kompleks. Disini ada hubungan antara kemantapan ekosistem dengan efisiensi
penggunaan energi.
n) “ASAS 14. Derajat pola keteraturan
turun-naiknya populasi bergantung kepada jumlah keturunan dalam sejarah
populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi itu.”
Penjelasan :
Asas ini merupakan kebalikan dari
asas ke 13, tidak adanya keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam
ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang
tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar