Ku Takut Cintaku Untukmu Terbagi Untuknya
Di tulis oleh : Geraldy Adjie Pratama
Pada Tanggal : 14 April 2015
Hari yang dinanti lama akhirnya telah tiba, Matahari yang telah tampak sinarnya dengan menampakkan tubuhnya di bagian Timur menjadi awal kebahagiaanku hari ini. Embun yang dingin serta putih menjadi pelengkap perasaan yang kini ku alami disertai dengan suara-suara burung yang indah. Masyaallah Maha besar Kekuasaan Allah.
Hari ini adalah Hari Wisudaku dimana 4 tahun telah ku korbankan raga dan fikiranku yang telah terisolir dengan tugas, ujian, tugas dan ujian. Alhamdulillah ku panjatkan syukurku kepada Allah pada sujudku dalam shalat tahajud yang ku rendahkan diriku serendah-rendahnya atas semua yang Allah berikan kepadaku tentunya aku tidak akan bisa meraih ini kecuali mendapatkan pertolongan Allah
Pagi- Pagi kami pun sekeluarga segera berangkat menuju salah satu gedung di Jakarta yang begitu megahnya. Senyum yang terlukis di wajah orangtuaku tak bisa ku gambarkan bagaimana bahagianya melihat anaknya telah mencapai puncak pengorbanannya. Alhamdulillah ku terpilih menjadi wisudawan terbaik seangkatanku dengan prestasi-prestasi yang ku raih. Ku tau bahwa lulusnya diriku adalah terbukanya gerbang dunia yang sesungguhnya, bagaimana ku bersaing dengan wisudawan terbaik lainnya untuk mengubah dunia menjadi lebih baik.
Alhamdulillah tak lama setelah ku lulus, ku bisa bekerja di salah satu perusahaan asing ternama di Jakarta. Tak henti-hentinya Allah memberi kenikmatan kepadaku. Rasa syukurku tak henti-hentinya selalu ku panjatkan untuk-Nya.
2 Tahun ku bekerja, Alhamdulillah ku sudah mendapatkan posisi yang baik di perusahaan Asing itu, hingga ku sekarang berada dalam keadaan yang berkecukupan. Setelah Pulang kerja dan tibanya di rumah, ibuku memanggilku dengan penuh kelembutan dan rasa sayangnya yang tak pernah pudar kepadaku, doanya yang selalu tertulis dan terlisan untuk anaknya yang jarang sekali berbakti untuknya. Disinilah terjadi dialog luarbiasa yang menggentarkan hatiku.
Ibu : "Nak, Kemarilah sebentar ibu ingin berbicara denganmu"
Aku : " Baik bu, ada apa ibu? Ibu sakit? Ada yang Ibu ingin minta dariku?"
Ibu : " Nak, alhamdulillah ibu sehat, ibu tak ingin meminta apa-apa darimu, hanya ibu berharap sesuatu terhadapmu nak."
Aku : " Apa itu ibu? Ceritakan kepadaku Harapan apa yang Ibu inginkan dari diriku yang belum ku penuhi."
Ibu : " Nak usiamu kini memasuki dewasa, kamu sudah berkecukupan, kamu sudah siap untuk menikah, lalu apa yang menjadi penghambat untukmu segera menikah nak? Ibu kini sudah tua, tak ada yang ingin ibu inginkan kecuali hanya menggendong seorang cucu dari dirimu, carilah kebahagiaanmu nak. Ibu selalu mendoakan untukmu."
Aku : " Ibu... mendengar permintaanmu itu membuat ku sedih dan menangis."
Ibu : " apa yang membuatmu menangis nak?"
Aku : " Ibu.. saat ku kecil, Ibu selalu memikirkan bagaimana cara mendidikku dengan baik. Ibu selalu memikirkan bagaimana ku bisa bahagia. Ketika ku Remaja Ibu selalu menjadi tempat berkeluh kesahku, tempat dimana pengubah wajah muramku menjadi senyum bahagia. Ketika ku dewasa seperti sekarang ini, dimana ku telah meraih keberhasilan dunia yang ingin sekali dengan ini ku bisa membahagiakanmu dengan apa yang telah ku raih, ibu masih memikirkan kebahagiaanku, Ibu masih menyuruhku untuk menemukan kebahagiaanku. Ibu, bila di bandingkan pengorbananmu dengan darahku yang ku korbankan untukmu sungguh tak ada bandingannya bagaimana pengorbananmu terhadapku ibu."
Ibu : " Nak, ketahuilah aku ini ibumu, sosok seorang ibu memang selalu berusaha menjadi tempat terbaik untuk anaknya. Dan ketahuilah nak, Ibumu ini sudah Bahagia teramat bahagia semenjak engkau berada di perutku."
Aku: " Ibu , ku sangat mencintaimu ibu." (Sambil ku peluk ibu dengan penuh cinta)
Aku : " Ibu, atas permintaanmu itu, ada yang ku takutkan ibu. Aku Takut Cintaku Untukmu Terbagi Untuk Istriku nanti. Karna ku tau sumber surgaku masih tetaplah di telapak kakimu."
Ibu : " Jangan kau takutkan nak, jika memang itu terjadi. Ku sudah mengikhlaskan apa yang telah ku beri kepadamu, ku hanya berharap semoga Allah yang membalas dengan memberiku Surga-Nya."
Aku : " Ibu, baiklah akan ku penuhi perintah dan keinginanmu. Tapi ku mohon ibu, Carikanlah aku calon Istri sesuai dengan pilihanmu. Semoga dengan ku mencintai pilihanmu rasa baktiku kepadamu tak pernah terhenti. Aku Hanya mengajukan 1 syarat untuknya, jika ia menyetujuinya akan ku nikahkan dia siapapun orangnya.
Ibu : " apa syarat itu nak?"
Aku : " Syarat itu adalah Ia rela dan Ikhlas untuk ku terus berbakti kepada ibu hingga akhir hayatku dengan perasaanku yang lebih untukmu ibu dibandingkan perasaanku untuknya."
Menangislah Airmata ibu ku dihadapanku dengan rasa harupun ku ikut menangis tersedu-sedu dengan airmata yang tumpah di mataku.
Lihatlah bagaimana keindahan hubungan antara seorang anak dan orang tuanya.
Ketahuilah sahabat. Bahwa Surga bagi Laki-laki adalah berada di keridhaan orangtua, sedangkan Surga bagi Perempuan adalah berada di keridhaan Suami ketika ia sudah menikah. Raihlah Kebahagiaanmu Menuju Surga-Nya Allah. Semoga kita bertemu di Jannah Nya Allah.
Semoga Bermanfaat.. Sayangi orang tuamu ya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar